JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi kembali melemah pada awal pekan ini. Pergerakan rupiah bakal dipengaruhi sentimen libur panjang akhir pekan ini berkenaan dengan perayaan Idul Adha 1444 Hijriah.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pelemahan rupiah pada awal pekan ini dipengaruhi investor cenderung membeli dollar AS menjelang libur panjang. Karenanya, dia memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (26/6), bergerak di kisaran 14.975-15.075 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (23/6) sore, ditutup melemah 0,39 persen atau 58 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.998 rupiah per dollar AS.
Analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova menyatakan pelemahan rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan hari ini, disebabkan peningkatan kekhawatiran resesi global seiring dengan kenaikan suku bunga acuan dari sejumlah negara.
"Potensi resesi global sudah di atas 50 persen. Selain tren kenaikan suku bunga, juga pertumbuhan Tiongkok yang belum cukup kuat," ujar dia, di Jakarta.
Menurut dia, ke depan rupiah masih akan tertekan dollar AS, karena rencana kenaikan suku bunga The Fed bulan depan.