JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkoreksi lanjutan, hari ini (29/6). Pelaku pasar terus mencermati efektivitas upaya pengetatan moneter di sejumlah negara maju dalam menjinakkan inflasi.

Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, memperingatkan potensi koreksi lanjutan ke support 6.930-6.950, jika IHSG tertahan di bawah 7.000 dalam perdagangan, Rabu (29/6). Stochastic RSI cenderung berbalik arah dari overbought area bersamaan dengan koreksi dua hari terakhir.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (28/6) sore, ditutup melemah ke bawah level psikologis 7.000. IHSG ditutup melemah 19,6 poin atau 0,28 persen ke posisi 6.996,46. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,1 poin atau 0,31 persen ke posisi 1.007,64.

"Aksi wait and see para pelaku pasar karena beberapa minggu lagi akan terbitnya laporan keuangan kuartal II-2022 dimulai, mengingat tingkat inflasi tinggi dibandingkan kinerja tahun lalu, menjadi pendorong pelemahan IHSG hari ini. Terkoreksinya komoditas seperti crude palm oil, CPO, dan batu bara juga menjadi katalis negatif," kata Financial Expert Ajaib Sekuritas, Muhammad Syahrizannas, dalam ulasannya di Jakarta.

Dibuka melemah, IHSG menghabiskan waktu di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif hingga penutupan bursa saham.

Sepanjang jam perdagangan hari ini, saham yang mengalami penguatan terbesar diantaranya TGRA, ABBA, DSFI, ESSA, PAMG. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar diantaranya ASHA, MPOW, WINR, PNBS, BUMI.

Baca Juga: