JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang konsolidasi, hari ini (27/2), meskipun bersifat terbatas. Perdagangan IHSG pada hari kedua pekan ini diperkirakan sepi sentimen, baik internal maupun eksternal.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Selasa (27/2), bergerak menguat dalam jangka pendek dengan level support 7.252 dan resistance 7.295.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (26/2) sore, ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 11,28 poin atau 0,15 persen ke posisi 7.283,82, sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,56 poin atau 0,26 persen ke posisi 991,59.

"Bursa regional Asia cenderung terkoreksi seiring pelaku pasar terfokus menantikan indikator ekonomi Amerika Serikat (AS), yaitu pendapatan dan belanja pribadi, serta pidato beberapa pejabat Fed pekan ini, serta tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Sebelumnya, pasar juga khawatir terhadap suku bunga global yang bertahan pada level tinggi dalam jangka waktu lama yang membuat potensi ekonomi global akan tertekan.

Kekhawatiran pasar seiring pernyataan Presiden Europan Central Bank (ECB) Lagarde bahwa data pertumbuhan upah kuartal IV-2023 yang relatif belum cukup untuk memberikan memberikan kepercayaan bahwa inflasi terkendali.

Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor meningkat di mana sektor industri paling tinggi yaitu 0,33 persen, diikuti sektor transportasi & logistik yang naik sebesar 0,27 persen.

Baca Juga: