CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan, dosis ke-4 Covid-19 mungkin dibutuhkan untuk melawan varian Covid-19 Omicron.

Sebelumnya ia menyebut tiga dosis efektif melawan varian yang pertama muncul di Bostwana dan Afrika Selatan (Afsel), namun ia kemudian mengatakan bahwa suntikan ke-4 akan diperlukan 12 bulan setelah dosis ke-3.

Pandangan ini muncul setelah penelitian awal menunjukkan antibodi pelindung yang dihasilkan vaksin yang dikembangkan perusahaannya bersama BioNTech dapat dirusak Omicron 41 kali bila hanya disuntikkan dua dosis.

Ia mengatakan dosis ke-3 efektif berdasarkan salinan yang dibuat laboratorium namun masih banyak data dibutuhkan untuk keakuratannya di dunia nyata.

"Ketika kita melihat data dunia nyata, akan menentukan apakah Omicron tercakup dengan baik oleh dosis ke-3 dan untuk berapa lama. Dan poin kedua, saya pikir kita akan membutuhkan dosis ke-4," tegas Albert Bourla pada Kamis (9/12/2021).

Tak hanya itu, dirinya juga menegaskan pil antivirus oral Pfizer, Paxlovid, akan membantu mencegah rawat inap dan mengendalikan Covid-19. Ia juga menyebut Pfizer sudah mengajukan izin darurat ke Badan POM AS (FDA) bulan lalu.

Lebih lanjut, dalam beberapa hari ke depan Pfizer akan mendapatkan hasil lengkap dari uji klinis lembaga itu. Ia berharap pil tersebut bisa akan dapat membantu mengurangi 89% rawat inap dan kematian seperti yang sedang terjadi berdasarkan data sementara riset perusahaan.

Ia mengklaim, pil tersebut bisa membantu melawan Omicron. Karena menargetkan bagian lain dari virus, enzim yang digunakan untuk replikasi, yang tidak rentan terhadap mutasi.

Dikutip dari Worldometers, warga dunia terinfeksi Covid-19 sejak pertama kali muncul di akhir 2019 ialah sebanyak 268 . Ada 5,2 juta kematian dengan 241 juta orang yang sembuh.

Untuk diketahui, WHO memasukkan Omicron sebagai "varian of concern" yang perlu diwaspadai.

Ada total 50 lebih negara yang sudah kemasukan Omicron, termasuk Malaysia, Singapura, Thailand dan Australia.

Baca Juga: