JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 berada di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen berkat kinerja permintaan domestik. Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan permintaan domestik pada triwulan II-2023 menunjukkan tren kinerja yang lebih positif.

"Perekonomian domestik pada triwulan II 2023 diprakirakan tumbuh lebih baik dari proyeksi, ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi," kata Perry dalam konferensi pers Pengumuman Hasil RDG Bulanan Bulan Juli 2023, di Jakarta, Selasa (25/7).

Seperti dikutip dari Antara, Perry menjelaskan konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan karena adanya dorongan dari mobilitas, membaiknya ekspektasi pendapatan dan terkendalinya inflasi.

Selain itu, tambah dia, dampak positif dari Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan pemberian gaji ke-13 kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) juga berkontribusi dalam tren positif perekonomian domestik di triwulan II-2023.

BI juga melihat tren peningkatan pada sektor investasi, terutama investasi nonbangunan yang sejalan dengan kinerja ekspor yang positif dan berlanjutnya hilirisasi.

Sementara itu, ekspor barang diprediksi melambat seiring dengan ekonomi global yang melemah. Kendati demikian, ekspor jasa diperkirakan akan tumbuh tinggi karena pengaruh kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara.

Berkontribusi Positif

Perry menambahkan, sejumlah sektor lapangan usaha juga berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta informasi dan komunikasi.

Sementara secara spasial, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh pertumbuhan wilayah Kalimantan dan Jawa. Perekonomian di kedua wilayah tersebut masih kuat yang sejalan dengan terjaganya permintaan domestik.

"Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan," ujar Perry.

Dalam rangka memperkuat stimulus kebijakan makroprudensial, BI akan memfokuskan kebijakan pada tiga aspek utama. Pertama, penajaman insentif likuiditas kepada bank penyalur kredit atau pembiayaan pada sektor hilirisasi minerba dan hilirisasi nonminerba; pariwisata; UMKM, KUR, dan ultra mikro/UMi; serta ekonomi keuangan hijau.

Kedua, ambah dia, meningkatkan besaran total insentif maksimal dari yang sebelumnya 2,8 persen menjadi 4 persen. Terakhir, melaksanakan implementasi KLM melalui pengurangan giro di BI dalam rangka pemenuhan GWM dalam rupiah yang wajib dipenuhi secara rata-rata.

Selain itu, Perry mengatakan BI melaporkan laju inflasi hingga Juni 2023 masih terjaga di dalam sasaran 3 plus minus 1 persen. "Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Juni 2023 tercatat 3,52 persen(year-on-year/yoy) sehingga berada di dalam sasaran 3 plus minus 1 persen," kata Perry.

Penurunan inflasi terjadi di semua kelompok. Inflasi inti Juni 2023 tercatat 2,58 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,66 persen yoy.

Menurut Perry, penurunan tersebut dipengaruhi oleh stabilnya nilai tukar, turunnya harga komoditas global, rendahnya dampak lanjutan dari inflasivolatile food, dan terkendalinya ekspektasi inflasi.

Inflasi kelompokvolatile foodtercatat 1,20 persen yoy, turun dari inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,28 persen yoy. Sementara itu, inflasi kelompokadministered pricesjuga menurun dari 9,52 persen yoy menjadi 9,21 persen yoy.

Perry mengatakan inflasi yang terjaga di dalam sasaran merupakan hasil positif dari konsistensi kebijakan moneter.

Selain itu, juga berkat eratnya sinergi pengendalian inflasi pangan antara BI dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan mitra strategis, termasuk koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) dalam program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

"Dengan perkembangan tersebut, BI meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran 3 plus minus 1 persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5 plus minus 1 persen pada 2024," ujar Perry.

Baca Juga: