JAKARTA -Pada Rabu (28/7), Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo memberi kuliah umum di Universitas Pertahanan (Unhan). Dalam paparannya, Menteri Tjahjo sempat menyinggung soal super smart society atau Society 5.0. Di era ini, penggunaan internet dan kecerdasan buatan akan semakin masif. Ini yang akan menjadi kunci perubahan.

Menurut Tjahjo, tantangan nyata yang bangsa Indonesia hadapi saat ini adalah revolusi industri 4.0, dimana karakteristik utama di era ini adalah soal penggunaan big data, internet ofthings, cloud computing, dan cognitive computing.

"Penggunaan internet dan kecerdasan buatan akan semakin masif dan menjadi kunci perubahan," katanya.

Ditambahkannya, saat ini, dunia tengah memasuki era yang disebut super smart society atau Society 5.0. Inilah erasebagai antisipasi dari gejolak disrupsi akibat revolusi industri 4.0. Kata dia, secara sederhana, Society 5.0 lebih fokus pada konteks manusia sebagai pengguna teknologi.

"Manusia dituntut untuk dapat memiliki kemampuan memecahkan masalah yang kompleks, berpikirkritis, dan kreatif," ujar mantan Menteri Dalam Negeri tersebut.

Namun, kata dia, era revolusi industri4.0 dan society 5.0 tak hanya melahirkan tantangan. Tapi juga membuka berbagai peluang yang bisa dikapitalisasikan untuk kemajuan bangsa dan negara.

Ia pun lantas menyebut beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan. Misalnya, informasi yang sangat melimpah. Kemudian, kemudahan akses dalam menyampaikan opini. Dan bagi Indonesia, peluang yang berasal daribonus demografi.

"Salah satu peluang yang dapat kita manfaatkan adalah banyaknya jumlah tenaga kerja usia produktif atau usia muda," katanya.

Menurutnya, di tahun 2030, populasi Indonesia akan didominasi oleh kalangan produktif. Maka, diharapkan, produktivitas kerja akan lebih besar. Karena itu peluang tersebutharus dimanfaatkan dengan tepat. Agar bonus demografi membawa atau memberi dampak kepada kemajuan.

"Dalam menghadapi tantangan dan berbagai peluang, Presiden telah menetapkan visi tahun 2019-2024 yaitu Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong," ujar mantan Sekjen PDIP tersebut.

Tidak hanya itu, lanjut Tjahjo, Presiden juga telah menetapkan 5 prioritas kerja lima tahun ke depan. Lima prioritas itu adalah, pembangunan sumber daya manusia, mempercepat dan melanjutkan pembangunaninfrastruktur, simplifikasi regulasi, penyederhanaan birokrasi, dan transformasi ekonomi.

"Nah, arah kebijakan bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi saat ini tidak terlepas dari visi dan misi sebagaimana ditetapkan oleh Presiden, antara lain membangun transparansi tata kelola pemerintahan, menjalankan reformasi birokrasi, dan membuka partisipasi publik. Kecepatan melayani, kecepatan memberikan izin menjadi kunci bagi reformasi birokrasi," ujar mantan Anggota DPR enam periode tersebut.

Baca Juga: