Pada ranah energi baru tebarukan (EBT), Inggris menjadi pemimpin di dunia. Negara ini sukses mengembangan energi angin dan tenaga matahari melalui panel surya yang terpasang di rumah-rumah.

"Kami telah berinvestasi di offshore wind turbin. Kami menjadi pemimpin pada area ini. Kami juga berinvestasi di rooftop," ujar Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins.

Pembangkit energi angin baik melalui listrik tenaga angin lepas pantai (offshore wind turbin) maupun tenaga angin di darat (onshore) serta energi matahari melalui panel surya, bertujuan mencapai target ekonomi nol karbon (zero carbon economy) pada 2050.

"Indonesia dan Inggris perlu bekerja sama dan membuat lompatan katak menggunakan teknologi terbaru dan praktik terbaik," ujar dia.

Di Inggris, porsi energi terbarukan mencapai sepertiga yang setengahnya dihasilkan energi angin. Inggris mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin di darat dan laut.

Kincir angin di darat menawarkan pilihan paling hemat biaya dan tanpa hambatan. Biaya operasionalnya lebih mudah dari gas, nuklir, batubara, dan energi terbarukan lainnya. Teknologi bersih dan modern ini populer di masyarakat, dan didukung 74 persen masyarakat, menurut jajak pendapat pemerintah Inggris.

Menurut Renewable UK, energi angin darat telah menghasilkan tenaga bersih untuk memenuhi kebutuhan tahunan lebih dari 7,25 juta rumah per tahun dan menghasilkan 9 persen dari kebutuhan daya Inggris pada tahun 2017. Secara keseluruhan, Inggris telah memasang lebih dari 12 gigawatt kapasitas angin darat, yang mendukung pekerjaan lokal dan pertumbuhan ekonomi.

Investasi kumulatif dari 1.500 ladang angin darat di Inggris mencapai lebih dari 35 miliar poundsterling atau sekitar 673 triliun rupiah. Pembangkit tenaga angin di darat berkontribusi signifikan dan menawarkan energi berbiaya rendah, juga rendah karbon.

Sementara itu, untuk energi angin lepas pantai, Inggris masih menjadi pemimpin dunia dibanding kapasitas terpasang dari negara lain. Pembangkit lepas pantai memberi daya setara 4,5 juta rumah per tahun. Kemudian akan menghasilkan lebih dari 10 persen listrik Inggris pada 2020.

Biaya operasional pembangkit lepas pantai telah turun 50 persen sejak 2015. Sekarang merupakan salah satu pilihan biaya terendah untuk tenaga baru. Di Inggris lebih murah daripada tenaga gas dan nuklir baru.

Dari 2016 hingga 2021, hampir 19 miliar pounsteling atau sekitar 365 triliun rupiah digelontorkan untuk investasi tenaga angin lepas pantai. Investasi sekaligus mendukung ribuan pekerjaan di Inggris dalam bidang manufaktur, pengembangan proyek, konstruksi, dan operasi.

Perdesaan

Bukan hanya mengembangkan turbin angin raksasa, pemerintah juga mendorong turbin angin kecil dan menengah untuk memberdayakan bisnis, terutama masyarakat perdesaan. Inggris memproduksi dan mengekspor turbin angin kecil yang cocok untuk skala rumah tangga dan UKM.

Inggris juga memiliki ladang tenaga surya konvensional yang membentang 900 hektare di Pantai Utara Kent. Ladang panel surya ini dapat memasok kebutuhan listrik untuk 91.000 rumah.

Sekretaris Energi Inggris, Alok Sharma, di laman BBC, mengatakan, keputusan itu diambil setelah pertimbangan cermat. Proyek tersebut akan menjadi pemimpin dunia dalam penyimpanan tenaga surya dan listrik.

Untuk panel surya di atap pada 2010 pemerintah Inggris meluncurkan program Feed-in Tariff berupa panel surya gratis melalui skema Rent a Roof. Program ekonomis ini cocok untuk memasok listrik murah bagi rumah tangga. Dengan sumber listrik konvesional biaya rata-rata per 4kW sebesar 15.000 pounsterling. Sedangkan dengan sumber listrik surya atap biaya per 4kW hanya 6.000 poundsterling. hay/G-1*

Baca Juga: