Presenter Deddy Corbuzier ternyata sempat menderita kasus Covid-19 hingga menjadi sorotan publik lantaran ia hampir meninggal dunia usai dinyatakan negatif Covid-19.

Diketahui, Deddy Corbuzier sampai dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami badai sitokin dengan kondisi paru-paru rusak parah sekitar 60%. Namun di tengah kabar yang menimpa dirinya, beredar pula narasi bahwa vaksin Covid-19 dapat menyebabkan badai sitokin setelah reinfeksi.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban langsung membantah isu yang beredar luas di masyarakat yang menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 menjadi penyebab terjadinya badai sitokin pada pasien yang mengalami reinfeksi covid-19.

"Vaksin Covid-19 menyebabkan badai sitokin setelah terjadi infeksi ulang. Sehingga membuat virusnya semakin mematikan dan membuat sebagian orang yang mendapatkan vaksin malah meninggal. Apakah benar? tidak benar," kata Zubairi melalui cuitan di akun twitter pribadinya @ProfesorZubairi.

Zubairi menegaskan hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa vaksin mRNA atau vaksin non-mRNA COVID-19 akan menghasilkan badai sitokin. Sebab itu, masyarakat tidak perlu takut dan khawatir untuk mendapatkan vaksinasi

"Hingga kini tidak pula ditemukan fenomena Antibody Dependent Enhancement (ADE) pada semua jenis vaksin Covid-19, termasuk jenis vaksin yang sudah beredar di Indonesia. Fenomena ADE menurutnya selama ini baru tampak pada kasus dengue." ujarnya

Sebagai Informasi, badai sitokin merupakan salah satu komplikasi yang bisa dialami oleh penderita COVID-19. Badai sitokin sendiri sebenarnya bukanlah nama penyakit. Kondisi ini sering kali menyebabkan kematian pada pasien Covid-19.

Badai sitokin dikenal juga dengan cytokine storm. Sitokin merupakan salah satu protein yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh.

Dalam kondisi normal, sitokin membantu sistem imun berkoordinasi dalam melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. Sitokin akan bergerak menuju jaringan yang terinfeksi, misalnya paru-paru dan bekerja sama dengan sel darah putih untuk melawan virus.

Saat kondisi tubuh terus menerus memproduksi sitokin dan melepaskan terlalu banyak sitokin ke dalam darah dalam jangka waktu yang sangat cepat dapat menyebabkan kerja sitokin tak terkendali.Kondisi ini membuat sel imun justru menyerang jaringan dan sel tubuh yang sehat, sehingga menyebabkan peradangan.

Baca Juga: