Kementerian Luar Negeri Irak menyerahkan nota protes keras kepada duta besar Turki dan menuntut pasukannya dari wilayah Irak pada Kamis (21/7). Ini seiring serangan yang menewaskan sembilan turis dan 20 lainnya mengalami luka-luka.

Kementerian itu memanggil Duta Besar Turki untuk Irak Ali Reza Guney terkait peristiwa pengeboman mematikan di sebuah resor wisata di provinsi Duhok, Irak utara, kata pihak kementerian dalam sebuah pernyataan.

"Kejahatan yang dilakukan oleh pasukan Turki, yang merupakan puncak dari serangan berkelanjutan mereka terhadap kedaulatan Irak dan kesucian tanah Irak," kata Kemenlu Irak dalam nota protes tersebut, dikutip dari Xinhua, Jumat (22/7).

Untuk itu, Irak menuntut penarikan pasukan Turki dari wilayahnya menyusul dugaan pengeboman di sebuah resor wisata yang menewaskan sembilan orang.

Pasukan Turki kerap melancarkan operasi darat, serangan udara, dan pengeboman artileri di wilayah Kurdistan, Irak, terutama di pegunungan Qandil, yang merupakan basis utama Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

Sebelumnya pada hari yang sama, Liga Arab dalam sebuah pernyataan menyampaikan "penolakan penuh atas agresi Turki terhadap kedaulatan Irak, yang merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional, dan pelanggaran keji terhadap prinsip-prinsip bertetangga yang baik".

Pengeboman yang menghantam sebuah resor Duhok di wilayah semiotonom Kurdistan Irak pada Rabu (20/7) menewaskan sembilan warga sipil dan melukai puluhan lainnya. Pemerintah Irak menuding pasukan Turki melakukan serangan itu, namun hal itu dibantah oleh Ankara.

PKK, yang didaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, sudah memberontak melawan pemerintah Turki selama lebih dari tiga dekade.

Baca Juga: