Manusia sering bertanya apakah ada planet ke sembilan di tata surya setelah planet terluar Neptunus? Para astranom sedang mencari jawabannya meski secara teori agak sulit.

Sejak Pluto dikeluarkan dari ketegori planet, sistem tata surya kembali ke delapan planet. Mereka adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus. Dengan teleskop baru para astronom berharap dapat menemukan planet ke-9.

Mengacu pada pendapat seorang astronom dari Northern Arizona University, Chad Trujillo, yang pertama kali menerbitkan tulisan tentang planet yang tidak terlihat pada 2014, menunjukan adanya bukti yang bertambah. Bagi Trujillo, saat ditanya apakah benar ada Planet X yang disebutkannya. Dia hanya menjawab, "Saya pikir itu lebih mungkin daripada tidak mungkin ada."

Sementara itu, bagi astronom Scott Sheppard dari Carnegie Institution for Science di Washington DC, rekan Trujillo, adanya planet baru bukan merupakan eureka atau seruan kegembiraan atas penemuan dalam Bahasa Yunani. "Itu tidak seperti ada momen eureka," katanya. "Bukti baru sudah menumpuk secara perlahan," lanjutnya.

Sedang bagi Sheppard, terdapat beberapa bukti yang mengindikasikan planet baru. Pada 1970-an para astronom telah menyebutkan adanya materi gelap di luar angkasa. Jika planet baru ditemukan, kata Sheppard, akan menjadi kemenangan, sekaligus bencana bagi teori tata surya. "Itu akan mengubah semua yang kami tahu tentang pembentukan planet," katanya.

Penemuan planet baru akan memunculkan pertanyaan cara planet sebesar itu bisa terbentuk di lokasi yang jauh dari matahari. Dengan pendapat ini, maka secara teori, penemuan baru dengan kategori besar atau bukan planet kerdil seperti Pluto, agak sulit.

Tata surya yang jauh adalah tempat kegelapan materi yang sulit terlihat mencakup volume ruang yang sangat besar. Titik ini dimulai pada orbit Neptunus, sekitar 30 kali lebih jauh jarak antara matahari dan bumi. Atau 30 satuan astronomi (AU), dan meluas hingga sekitar 100.000 AU. Artinya, hampir sepertiga jarak dari matahari ke bintang terdekat berikutnya.

Temuan Planet Kerdil

Berkat teleskop lebih besar membuat banyak dunia kecil di luar Neptunus ditemukan. Dunia kecil dapat menjadi penanda adanya planet besar yang belum terdeteksi. Dunia kecil pertama, ditemukannya Pluto pada 1930. Pluto sendiri pada 2006 diturunkan statusnya menjadi planet kerdil.

Penurunan status pluto karena penemuan dunia kecil lainnya yaitu Eris pada 2005 oleh Mike Brown dari California Institute of Technology. Besaran Eris setidaknya seukuran dengan Pluto atau mungkin saja lebih besar lagi. Maka, jika Pluto sebuah planet, maka begitu juga seharusnya dengan Eris.

Setahun kemudian, International Astronomical Union memutuskan bahwa Pluto dan Eris secara efektif terlalu kecil untuk disebut planet. Dia lalu dinamai sebagai planet kerdil. Hal ini membuat sistem tata surya kembali ke delapan planet.

Melawan Teori

Teori standar terbentuknya planet menurut astronom terbentuk dalam piringan materi yang mengelilingi matahari. Materi itu lalu terkondensasi menjadi materi kecil. Kemudian bertabrakan dan menyatu menjadi besar dan terbentuklah planet.

Tapi saat jauh dari matahari, materi dalam cakram ini menipis. Artinya tidak ada bahan mentah yang cukup untuk membentuk planet besar di tempat yang jauh dari tata surya.

Untuk menyelamatkan teori standar terbentuknya planet, planet ke-9 diasumsikan sebagai gas raksasa seperti planet Jupiter atau Saturnus. Adanya interaksi gravitasi menghambat pertumbuhannya, sehingga terlempat ke dalam kegelapan.

Tetapi Jakub Scholtz dari Universitas Durham ragu akan asumsi yang dikemukanan. Sebab interaksi gravitasi tunggal tidak dapat membentuk planet atau butuh serangkaian interaksi untuk menempatkannya dalam orbit. "Itu mungkin. Tetapi sebenarnya membutuhkan cukup banyak kebetulan," ujar dia.

Scholtz memiliki ide yang lebih eksotis tentang materi gelap di luar sana. Bersama dengan James Unwin dari University of Illinois di Chicago menyebutkan, materi gelap yang jauh bukanlah sebuah planet, tetapi lubang hitam.

Jika materi gelap itu lubang hitam, maka teleskop Vera C Rubin, di Chile yang digadang sebagai alat untuk menemukan planet ke-9 adalah sia-sia. Sebab lubang hitam tidak memancarkan cahaya apa pun agar bisa ditangkap teleskop. Bahkan karena gravitasinya sangat kuat, malahan cahaya terserap olehnya. hay/G-1*

Baca Juga: