Cirebon Tourism on Bus atau Citros untuk umum mulai beroperasi pada 23 Februari 2019 melayani wisatawan keliling kota Cirebon. Tahun berikutnya, Citros juga melayani khusus dari masjid ke masjid. Tujuannya mengantarkan wisatawan ke masjid-masjid tua di kota Cirebon. Untuk sehari-hari bus juga mengantarkan turis ke objek wisata lain di kota udang.

Dalam operasionalnya, Citros melintasi sembilan destinasi wisata kota pesisir utara Pulau Jawa. Mulai dari Makam Sunan Gunung Jati, kawasan Kota Tua Cirebon, Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan, dan Gua Sunyaragi.

Bus juga melewati Jalan Cipto Mangunkusumo dan Stasiun Kejaksan. Tidak lupa kawasan sentra kuliner Tuparev juga dilewati, sebelum berakhir di pasar batik Cirebon, Desa Trusmi. Dari sini bus kembali ke titik awal.

Banyak batik yang bisa diborong. Batik Cirebon memiliki motif khas seperti megamendung. Bentuknya bergambar awan yang memiliki bentuk lancip, segitiga, dan lonjong.

Hanya ada satu motif di pasaran. Walaupun warna yang dihasilkan bermacam-macam, motifnya selalu sama hanya ukuran yang berbeda bisa dibuat besar atau kecil. Bisa juga memilih batik Paksinaga Liman.

Motif Paksinaga Limanmenjadi salah satu motif asli Cirebon. Ornamen yang digunakan motif kereta kencana paksinaga liman yang ada dalam cerita sejarah Cirebon. Biasanya, paksinaga gabungan 3 bentuk binatang: paksi (garuda), naga (ular), dan liman (gajah). Masih banyak lagi motif batik kota udang ini.

Sedangkan kuliner yang terkenal adalah empal gentong. Makanan ini ada mirip-miripnya dengan gule terutama dari kuah dan dagingnya. Hanya memang beda.Biasanya empal gentong dimasak dalam priuk tanah liat alias gentong menggunakan kayu bakar dari pohon mangga. Ini untuk mendapat aroma wangi yang khas.

Seporsi empal gentong terdiri dari daging sapi dan jeroan seperti usus dan babat. Meski banyak destinasi empal gentong, yang cukup populer di Jalan Slamet Riyadi, Kesenden, Kejaksan, Kota Cirebon. Ada juga nasi lengko. Sebenarnya ini juga ada di Brebes dan sekitar Cirebon.

Nasi lengko bahannya sederhana, berupa nasi putih, tempe goreng, tahu goreng, mentimun cacah, dan taoge rebus. Semua bahan disiram bumbu kacang, kecap, dan ditaburi bawang goreng serta daun kucai. Walaupun bahan-bahannya tumbuhan alias nonhewani, rasanya cukup enak. Masih banyak lagi makanan khas lain.

Bus terbuka hanya berhenti 10 menit di setiap destinasi wisata. Total waktu untuk menempuh perjalanan tersebut mencapai 2 sampai 3 jam. Harga tiket dibanderol 5 ribu rupiah untuk anak-anak dan 10 ribu rupiah dewasa.

Tiket dapat dibeli di titik-titik pemberhentian. Selama perjalanan, wisatawan akan dipandu tour guide, sehingga bertambah wawasan selama berkeliling kota kaya budaya itu.

Jam operasional Citros dalam satu hari terbagi menjadi tiga bagian. Pertama dimulai dari pukul 09.00 sampai 11.00 WIB. Kedua, pukul 13.00 sampai 15.00 WIB, dan ketiga pukul 15.00 sampai 17.00 WIB.

Bus Citro memiliki kapasitas 20 kursi. Bus bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tersebut dihiasi ornamen megamendung khas Cirebon. Bus wisata diharapkan tidak hanya menghibur turis dan warga lokal, namun juga memberi dampak perekonomian daerah, terutama para pelaku UKM. Mereka terlibat dalam menjual atau menciptakan produk-produk yang dikonsumsi wisatawan.

hay/G-1

Baca Juga: