JAKARTA - Kampung Kerang Hijau, Kelurahan Kalibaru Kecamatan Cilincing merupakan permukiman nelayan. Seperti kampung nelayan umumnya, di sini kesehatan dan pendidikan masih jauh dari ideal, apalagi banyak diantara mereka harus putus sekolah karena berbagai alasan terutama ekonomi.
Melihat kondisi tersebut pada 2010 Oky Setiarso seorang ahli gizi terjun membantu pendidikan anak-anak dengan mendirikan Kelas Belajar Oky (KBO). Dimulai 2010 KBO terus berjalan hingga saat ini.
"Isu di sini selain isinya selain kemiskinan, dan keadilan, adalah isu pendidikan, kesehatan mental, serta kehidupan yang lebih panjang," ungkap Oky Setiarso di kampung nelayan tersebut Minggu (11/9).
Saat ini ada 62 anak yang mendapatkan belajar di KBO. Mereka diajar oleh 6-7 relawan dari warga sekitar untuk menyiapkan kelas setiap harinya. Namun demikian KBO membuka kesempatan bagi para relawan atau organisasi dari luar yang ingin meluangkan hari liburnya (Sabtu-Minggu) berbagi ilmu kepada anak-anak.
"Teman-teman relawan bisa mengajarkan apapun, seperti menggambar, berhitung, mewarnai, bahasa inggris atau permainan sederhana dengan adik-adik di sini. Bisa juga mengajarkan tentang stunting dan pernikahan dini karena di sini angkanya cukup tinggi," ujar dia.
Salah satu yang hadir sebagai relawan di KBO adalah The Indonesian International Education Foundation (IIEF). Lembaga pendidikan ini mengajak para penerima Beasiswa Cakrawala untuk berbagi ilmu dan juga keseruan bersama anak-anak nelayan yang belajar di KBO.
"Melalui program Community Service yang merupakan bagian dari "paket" dalam program Beasiswa Cakrawala kunjungan tersebut bertujuan untuk mengasah kepekaan hati dan kepedulian sosial para penerima beasiswa sehingga dapat bermanfaat secara sosial bagi masyarakat di lingkungan mereka kelak," kata Direktur Eksekutif IIEF Diana Kartika Jahja.
Ia berharap dengan hadirnya para peserta program beasiswa ini, anak-anak nelayan yang belajar di KBO terinspirasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Sedangkan bagi peserta program beasiswa kesempatan tersebut dapat menciptakan generasi Indonesia yang memiliki kepekaan hati untuk berbagi kepada sesama, tidak hanya menonjol secara akademik.
Salah satu penerima Beasiswa Cakrawala, Fahri Dafffa Arrahman mengatakan senang dapat berbagi dengan anak-anak KBO. Baginya belajar setinggi apapun jangan sampai hanya berguna untuk diri sendiri. "Saya senang ke sini karena berkesempatan untuk berbagi dengan anak-anak nelayan yang memiliki keterbatasan dari sisi ekonomi dan pendidikan," ujar dia.
Diana menambahkan, Beasiswa Cakrawala merupakan respon IIEF terhadap pandemi Covid-19 yang amat berpengaruh dampaknya terhadap sektor aviasi. "Beasiswa Cakrawala kami rancang agar anak-anak yang keluarganya bekerja di bidang aviasi tidak putus sekolah di tengah pandemi Covid-19", ungkapnya.
Pemilihan kampung nelayan Cilincing ini kata Diana bukan tanpa sebab. Sekitar 30 tahun lalu dirinya kerap mengunjungi lokasi ini ketika duduk di bangki SMA di akhir pekan untuk memberi pelajaran bahasa inggris gratis kepada anak-anak nelayan di Cilincing, yang kemudian direplikasi pada program Beasiswa Cakrawala.
"Kalau saya bisa punya kenangan dan bisa kembali ke tempat ini lagi, saya yakin para penerima Beasiswa Cakrawala pun suatu hari nanti dapat kembali ke sini dan mereplikasi program serupa dengan lebih seru," tutupnya. hay