Kementan menggandeng sejumlah pemerintah daerah untuk melakukan koordinasi dalam rangka mengatasi dampak kekeringan terhadap ancaman gagal panen tanaman pangan.

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyiapkan langkah strategis guna mengamankan produksi pangan nasional menghadapi kekeringan tahun ini. Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, menginstruksikan penanggung Upaya Khusus (Upsus) wilayah Provinsi untuk langsung bergerak merespons kekeringan yang terjadi di beberapa daerah sentra padi.

"Ini langkah penting agar di bulan Agustus tahun ini target kita luas tanam sekitar 1,4 juta hektar bisa dicapai," ungkap Suwandi saat menggelar rapat koordinasi dengan Penanggung Jawab Upsus Provinsi di Jakarta, Selasa (30/7). Rapat itu untuk menyamakan langkah pencapaian target tanam bulan Agustus. Penanggung jawab Upsus diminta untuk segera menginventarisir data Luas Tambah Tanam (LTT) secara harian dan agar ada peningkatan signifikan.

Suwandi juga memerintahkan tim LTT untuk mengecek lahan-lahan potensi ditanami padi Gogo, Jagung atau Kedelai untuk dilakukan tumpangsari pada tiga komoditi tersebut. Tim diminta mengecek kondisi tanah yang masih macak-macak untuk bisa segera ditanam padi Gogo Sawah. Untuk itu, perlu dilakukan percepatan CPCL (Calon Petani Calon Lahan) penyaluran dan penambahan luas tanam padi di lahan kering atau Gogo Sawah yang dilaksanakan di delapan Provinsi.

Menurut Suwandi, apabila CPCL sudah siap maka benih segera disalurkan agar bisa mulai tanam mengejar ketersediaan air yang masih ada bulan ini. "Targetnya, penyelesaian tanam padi Gogo paling lambat dua minggu dari hari ini," tambah Suwandi.

Demikian juga, lanjut Suwandi, tim LTT diminta untuk segera berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk mendirikan posko kekeringan dalam rangka mitigasi kekeringan. Setiap Kabupaten mendirikan posko kekeringan dan diresmikan oleh Bupati.

Disisi lain, Suwandi mengatakan, untuk daerah yang sudah terdampak puso, Kementan meminta petani yang sudah terdaftar Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) segera melakukan klaim asuransinya dan tim LTT bisa mendata bagi yang belum terdaftar untuk diusulkan menerima bantuan benih padi.

Tidak hanya itu, Suwandi mengaku sudah berkoordinasi dengan Ditjen Prasaran dan Sarana Pertanian Kementan untuk segera menyalurkan alsintan, sumur dangkal dan pompa untuk penanganan wilayah yang terdampak kekeringan. Sedangkan daerah di utara katulistiwa seperti Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi masih memiliki potensi hujan sehingga bisa dilakukan percepatan tanam.

Ketersediaan Air

Terkait ancaman kekeringan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, penanganan bencana kekeringan dilakukan dengan dua langkah mitigasi dan antisipasi, yakni jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek dengan memantau ketersediaan air pada tampungan air eksisting seperti waduk, embung, danau, dan bendungan. Selain itu, menjaga pasokan air bersih konsumsi masyarakat.

Upaya jangka panjang, lanjut Basuki, pengelolaan wilayah sungai dilakukan secara menyeluruh dari hulu hingga ke hilir serta kampanye masyarakat water resources management. "One river, one management harus lebih dimantapkan dengan koordinasi lintas sektor dan komitmen yang berkelanjutan melalui upaya-upaya terpadu dan konsisten,"ungkap Basuki. ers/E-12

Baca Juga: