WASHINGTON - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administrationcode (NASA) mengirimkan pesawat ruang angkasa DART untuk menabrak asteroid Dimorphos pada 2022. NASA menunjukkan jika diperlukan, mengubah lintasan benda langit, dapat dilakukan untuk melindungi Bumi. Tabrakan ini tidak hanya mengubah jalur asteroid, tapi juga bentuknya.

Dikutip dari The Straits Times, para ilmuwan NASA pada hari Selasa (19/3), mengatakan asteroid tersebut yang sebelum bertabrakan dengan DART (Double Asteroid Redirection Test/ Tes Pengalihan Asteroid Ganda) tampak seperti bola yang agak montok di bagian pinggang, kini berubah bentuk seperti semangka atau secara teknis, ellipsoid triaksial.

"Pemahaman umum adalah imorphos adalah kumpulan puing-puing yang tersusun longgar mulai dari debu, kerikil, hingga batu besar. Dengan demikian, kekuatan globalnya cukup rendah sehingga memungkinkan terjadinya deformasi jauh lebih mudah dibandingkan benda padat monolitik," kata Steve Chesley, peneliti senior di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA di California, dan rekan penulis penelitian yang diterbitkan di Planetary Science Journal.

"Perubahan bentuknya sangat dramatis karena komposisi tumpukan puing-puingnya," kata insinyur navigasi JPL dan penulis utama studi, Shantanu Naidu.

"Dengan mengukur orbit Dimorphos sebelum dan sesudah tumbukan, kami dapat menyimpulkan perubahan bentuk Dimorphos akibat dampak DART."

Dimorphos adalah bulan kecil Didymos, yang didefinisikan sebagai asteroid dekat Bumi. Misi DART adalah misi pembuktian prinsip yang menggunakan pesawat ruang angkasa untuk menerapkan gaya kinetik guna mendorong benda langit yang mungkin akan bertabrakan dengan Bumi. Dimorphos dan Didymos sebenarnya tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi.

Pesawat ruang angkasa itu bertabrakan pada 26 September 2022, dengan kecepatan sekitar 14.000 mil per jam dan menabrak Dimorphos, sebuah asteroid yang lebarnya sekitar 560 kaki (170 meter), kira-kira 6,8 juta mil (11 juta kilometer) dari Bumi. Didymos memiliki diameter sekitar setengah mil (780 meter).

Tabrakan DART, yang menyebabkan puing-puing batuan dari asteroid terbang ke luar angkasa, juga mengubah jalur orbit Dimorphos di sekitar Didymos, menjadikannya berbentuk elips, bukan lingkaran, dan periode orbitnya, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu orbit.

Para ilmuwan menemukan saat ini Dimorphos membutuhkan waktu 11 jam, 22 menit dan 3 detik untuk menyelesaikan satu orbit, 33 menit dan 15 detik lebih sedikit dibandingkan sebelum tumbukan.

Para ilmuwan sebelumnya telah mengungkapkan orbit asteroid telah berubah, dan studi baru ini menawarkan pembacaan paling tepat mengenai hal tersebut.

Chesley mengatakan periode orbit asteroid terus menurun secara perlahan dalam beberapa minggu setelah tumbukan. "Kami percaya bahwa hal ini disebabkan oleh fakta bahwa puing-puing lepas di sistem terus bocor dan membawa momentum sudut sehingga mengontraksikan orbit," tambah Chesley.

Momentum sudut mengacu pada seberapa banyak massa benda yang berputar didistribusikan di sekitar porosnya dan seberapa cepat benda itu berputar.

Temuan studi tersebut mneyebutkan, jarak orbit rata-rata Dimorphos dari Didymos sekarang sekitar 3.780 kaki (1.152 meter), kira-kira 120 kaki (37 meter) lebih kecil dibandingkan sebelum tumbukan.

Baca Juga: