JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus membangun bendungan maupun embung di berbagai wilayah. Salah satunya adalah Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tingkat kekeringan cukup tinggi.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT yang memiliki curah hujan lebih rendah dibanding daerah lain. Pembangunan bendungan juga nantinya diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya.
"Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena air-nya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani. Selain pemanfaatan layanan irigasi, bendungan juga diharapkan melayani kebutuhan air domestik masyarakat melalui pembangunan jaringan air baku dan IPA," kata Basuki di Jakarta akhir pekan lalu.
Bendungan Temef memiliki luas genangan 297,78 hektar dengan volume tampung 45,79 juta meter kubik (m3). Kehadiran bendungan ini akan memberikan manfaat untuk irigasi seluas 4.500 ha yang terdiri dari daerah irigasi (DI)Haekto dan DI. Malaka.
Manfaat selanjutnya yakni pengendali banjir pada area hilir bendungan dengan reduksi banjir di Kabupaten Malaka sebesar 15 persen. Menyediakan air baku dengan debit 131 liter per detik untuk penduduk Kecamatan Polen, Kecamatan Noemuti Timur di Kabupaten TTS dan Kabupaten Malaka sebanyak 28.000 kepala keluarga (KK).
Pembangunan Bendungan Temef terbagi menjadi 4 paket pekerjaan yang dilaksanakan mulai 2017-2024. Paket I dikerjakan oleh PT Waskita - Bangunnusa (KSO). Paket II dam III dikerjakan oleh PT Nindya - Bina Nusa Lestari (KSO). Paket IV oleh Waskita - Bahagia-Guntur (KSO). Total anggaran pembangunan bendungan ini 2,7 triliun rupiah. Status Bendungan Temef saat ini sudah selesai dan siap untuk diresmikan.
Potensi Pembangkit
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) NTT II Fernando Rajagukguk mengatakan, kehadiran Bendungan temef akan memberikan manfaat bagi masyarakat di Kabupaten TTS, NTT. "Bendungan temef akan menampung luapan banjir dari Kabupaten Maak dan wilayah sekitar Kabupaten TTS. Di samping itu ada potensi pembangkit listrik, mereduksi banjir, irigasi, pariwisata dan penyediaan air baku," ujarnya.
Bendungan Temef merupakan satu dari tujuh bendungan yang dibangun Kementerian PUPR di Provinsi NTT pada kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Dengan selesainya Bendungan Temef akan menambah jumlah tampungan air yang dapat mendukung ketahanan pangan dan air di NTT.
Sebelumnya terdapat tiga bendungan yang telah diresmikan di NTT yakni Bendungan Raknamo pada 2018, Bendungan Rotiklot pada 2019 dan Bendungan Napun Gete pada 2021.