Pejabat Ukraina mengatakan pasukan Rusia sedang menekan serangan pada pabrik baja di Mariupol, Selasa (10/5) di mana seorang pejabat lokal menyebutkan setidaknya 100 warga sipil masih bersembunyi dengan pejuang terakhir yang mempertahankan kota strategis di selatan tersebut.

Laporan sebelumnya oleh pejabat Rusia dan Ukraina telah mengindikasikan bahwa semua warga sipil telah dievakuasi dari pabrik Azovstal yang luas setelah menghabiskan berminggu-minggu meringkuk di tempat penampungan bersama para pejuang.

Mariupol, sebuah pelabuhan di Laut Azov, telah mengalami pertempuran paling merusak dalam perang di Ukraina. Kyiv mengatakan kemungkinan bahwa puluhan ribu orang telah tewas di sana sejak invasi Rusia pada 24 Februari, dan pabrik baja Azovstal adalah bagian terakhir dari kota yang masih dipegang oleh pejuang Ukraina.

"Selain militer, setidaknya 100 warga sipil tetap berada di tempat penampungan (Azovstal). Namun, ini tidak mengurangi intensitas serangan oleh penjajah," tulis pembantu walikota Mariupol Petro Andryushchenko di aplikasi pesan Telegram.

Rusia tidak segera mengomentari pernyataannya dan membantah menargetkan warga sipil.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada hari Sabtu bahwa operasi untuk mengevakuasi warga sipil dari Azovstal telah selesai dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan bahwa Kyiv sekarang akan mencoba untuk mengamankan evakuasi yang terluka.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan kemenangan di Mariupol bulan lalu setelah berminggu-minggu pengepungan dan pemboman berat tetapi mengatakan tidak perlu menyerbu pabrik baja.

Ukraina mengatakan pemboman pabrik terus berlanjut dan Rusia menggunakan tank dan artileri dalam "operasi penyerbuan" pada hari Senin (9/5).

"Di Mariupol, musuh terus menghancurkan infrastruktur pabrik Azovstal dengan artileri dan serangan udara. Permusuhan terus berlanjut," kata staf umum angkatan bersenjata Ukraina, Selasa.

Baca Juga: