Indeks belanja masyarakat kelas menengah saat ini berada di level sebelum pandemi Covid-19 atau sebelum Januari 2020.

JAKARTA - Tingkat konsumsi masyarakat kalangan menengah melonjak drastis meskipun masih di tengah pandemi Covid-19. Selama ini, kelas menengah ke atas memegang peranan penting dalam menggerakkan konsumsi rumah tangga dengan proporsi sekitar 70-80 persen.

Mandiri Institute mengeluarkan kajian yang menyebutkan setiap lapisan kelompok masyarakat mengalami pemulihan tingkat pengeluaran atau belanja, terutama kelompok menengah seiring dengan penyesuaian ketentuan PPKM setelah menurunnya jumlah kasus harian Covid-19.

"Belanja kelompok masyarakat menengah mengalami kenaikan drastis. Hingga 15 Agustus 2021, indeks belanja kelompok menengah menunjukkan angka 110,5 persen," kata Head of Mandiri Institute, Teguh Yudo Wicaksono, dalam publikasi hasil kajiannya di Jakarta, Senin (30/8).

Mandiri Institute mengklasifikasikan kelompok masyarakat menengah sebagai masyarakat yang memiliki penghasilan 8,4 juta rupiah per bulan. Dengan indeks belanja masyarakat menengah hingga 110,5 persen, belanja kelompok tersebut sudah berada di tingkat sebelum pandemi Covid-19 atau sebelum Januari 2020.

Menurut Teguh, pemulihan belanja terjadi di setiap lapisan kelompok masyarakat. Dari tiga kelompok masyarakat yang dibagi berdasarkan penghasilan, yakni kategori bawah, menengah, atas. Semua kategori masyarakat menunjukkan kenaikan dalam belanja masyarakat.

"Sementara itu, kelompok bawah juga mengalami kenaikan. Selain pelonggaran mobilitas, dukungan pemerintah terhadap kelompok ini, dalam bentuk perlindungan sosial, juga berdampak positif bagi kelompok bawah," ujarnya.

Kenaikan tingkat belanja masyarakat ini, menurut Mandiri Institute, terjadi di Pulau Jawa. Hal ini menunjukkan pemulihan yang cepat seiring dengan diturunkannya tingkat PPKM di banyak provinsi di Pulau Jawa. Faktor lain yang mendorong kenaikan belanja di Jawa, kata Teguh, adalah menurunnya kasus positif Covid- 19.

Indeks nilai belanja di Jawa, pada 15 Agustus, berada di 73,4 naik dari 63,8 pada 1 Agustus 2021. Sementara itu, indeks belanja di luar Pulau Jawa menunjukkan tren menurun, meskipun secara total masih berada di level tinggi. Hingga 15 Agustus 2021, indeks belanja di luar Pulau Jawa di tingkat 86,4.

Upaya Stimulasi

Seperti diketahui, dalam kinerja perekonomian pada kuartal II-2021, konsumsi rumah tangga menyumbang 3,17 persen dari pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07 persen secara tahunan (yoy). Pada periode tersebut, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,93 persen (yoy).

Ekonom senior Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menilai konsumsi kelas menengah atas ini akan sangat memengaruhi dinamika pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV 2021. "Untuk menstimulasi kelas menengah ke atas untuk melakukan konsumsi cukup rumit karena faktornya kompleks. Tidak sesederhana kelas bawah yang mungkin dengan diberikan bantuan sosial," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyatakan tantangan Indonesia saat ini adalah mengombinasikan rebound (kebangkitan) dan recovery (pemulihan) terhadap perekonomian yang tertekan akibat dampak Covid-19. "Salah satu tantangan kita tahun ini adalah kita bisa mengombinasikan antara rebound dan recovery," kata Menkeu, Sri Mulyani, dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI, di Jakarta, Senin (30/8).

Sri Mulyani menjelaskan rebound sendiri memiliki arti ekonomi tumbuh tinggi karena adanya dasar pencapaian yang rendah pada kuartal sebelumnya.

Baca Juga: