Salah satu bagian dari sistem agrivoltaik adalah irigasi. Sistem tenaga surya modern menyediakan alat digital yang berguna untuk meningkatkan pengelolaan air, yang mampu menyediakan data seketika (real-time) untuk mengatur pasokan.
Pengaturan pasokan dengan memperhatikan kebutuhan air, kecepatan pompa, dan kandungan air tanah di area pengeboran, untuk mencegah penggunaan yang berlebihan. Dengan kontrol elektronik dengan algoritma cangguh cara ini menciptakan beberapa keuntungan.
Menurut laman Energy Industry Review, penggunaan tenaga surya pada agrivoltaik memungkinkan pemasangan sistem irigasi di mana pun sumber air dan cahaya matahari berada. Sumber listrik pompa yang ramah lingkungan dan tidak memerlukan bahan bakar fosil tidak meninggalkan zat berbahaya (CO2), yang tidak ramah lingkungan, jika pompa memakai mesin bensin atau solar.
"Tenaga surya benar-benar terbarukan dan dapat diakses, keamanan, durasi pengoperasian panel surya hingga sekitar 25 tahun, dan hemat waktu. Sistem irigasi tenaga surya memungkinkan aktivitas otomatis, tanpa keterlibatan fisik petani. Selain itu kelembaban tanah dan suhu udara, diatur secara otomatis dengan perangkat keras dan lunak," tulis Energy Industry Review.
Panel surya menghasilkan energi bahkan ketika irigasi tidak diperlukan. Hal ini membuka peluang signifikan untuk memasok listrik mesin pertanian lainnya, pabrik, pemurni air dan unit pendingin, yang semuanya berkontribusi pada pembangunan pedesaan dan pendapatan tambahan
Studi juga menunjukkan properti yang telah memasang sistem irigasi bertenaga surya untuk pertanian memiliki nilai jual kembali yang tinggi. Hal ini lebih menarik bagi para pembeli yang umumnya peduli pada masalah lingkungan.
Dari sejarahnya menurut Energy Industry Review, sistem agrivoltaik diusulkan pada 1981. Selanjutnya sistem tersebut dikembangkan secara besar-besaran di Jepang sejak mulai 2004 dan berkembang di Asia, Eropa menyusul. Di Austria dan kemudian di Italia, sistem agrivoltaik muncul di lapangan terbuka pada 2007, dan pada periode 2009-2011 implementasinya diikuti di Prancis dan Jerman.
Kini sistem agrivoltaik digunakan untuk mengeksploitasi potensi energi terbarukan di Eropa, dan menjadi bagian penting dari Kesepakatan Hijau Eropa (European Green Deal) dan paket pemulihan UE dan UE Generasi Berikutnya dalam rangka membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan investasi saat teknologi bersih.
"Penguatan produksi energi dalam negeri akan berkontribusi pada pasokan energi yang terjangkau dan meningkatkan ketahanan dan keamanan pasokan energi Eropa," tulis Energy Industry Review. hay/I-1

Baca Juga: