JAKARTA - Pemerintah terus mengendalikan harga selama momentum Ramadan. Kali ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggelar Bazaar Lebaran untuk memenuhi lonjakan permintaan jelang lebaran.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika mengatakan acara ini merupakan kesempatan yang baik bagi kita semua untuk mengenalkan berbagai produk-produk industri makanan dan minuman menjelang Lebaran, tren permintaan terhadap barang kebutuhan pokok akan meningkat tajam. Sementara itu, untuk memenuhi kenaikan permintaan tersebut, tidak cukup hanya mengandalkan ketersediaan stok pasar, tetapi juga perlu didukung pendistribusian yang tepat sasaran.

"Bazaar Lebaran ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pegawai dan masyarakat sekitar untuk mendapatkan bahan makanan, minuman, dan sandang lainnya dengan harga terjangkau. Seperti tahun-tahun sebelumnya, bila Ramadan tiba, Bazaar Lebaran akan menjadi suatu kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat luas khususnya umat muslim dalam rangka persiapan untuk menyambut hari raya Idul Fitri," ungkap Putu saat membuka acara Bazaar Lebaran di Plaza Kemenperin, Jakarta, Selasa (11/4).

Dia menegaskan pelaksanaan Bazaar Lebaran merupakan bentuk kepedulian dan wujud partisipasi Kemenperin dalam menyambut Lebaran dengan meningkatkan peran Plasa Pameran Industri, yang bisa dimanfaatkan para perajin dan pengusaha untuk berpromosi sekaligus membantu masyarakat dalam mendapatkan barang kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.

Adapun Bazaar lebaran pada tahun ini akan diikuti oleh 75 perusahaan baik skala besar, menengah maupun usaha kecil (UKM), produk-produk yang akan ditampilkan antara lain makanan (minyak goreng, gula pasir, tepung terigu, biskuit, olahan daging, dll), minuman (sirop, susu, minuman ringan lainnya), tekstil (pakaian jadi, sarung), elektronika dan makanan siap saji lainnya.

Putu menururkan pertumbuhan industri non migas pada tahun 2022 mencapai 5,01 persen, meningkat bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 3,67 persen. Pertumbuhan industri Makanan dan Minuman pada tahun 2022 mencapai 4,90 persen meningkat signifikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 2,54 persen.

Industri pengolahan non migas pada 2022 ini berkontribusi sebesar 16,48 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Nasional, dimana kontribusi terbesar terhadap industri pengolahan non migas diberikan oleh Industri Makanan dan Minuman sebesar 38,35 persen.

"Sumbangan nilai ekspor produk Industri makanan dan minuman sampai dengan triwulan IV tahun 2022 mencapai 48,61 miliar dollar AS atau memberikan kontribusi sebesar 16,65 persen dari total ekspor nasional. Dengan nilai impor sebesar 16,52 miliar dollar AS sehingga menyebabkan nilai neraca perdagangan surplus sebesar 32,09 dollar AS," pungkasnya.

Baca Juga: