MARIUPOL - Perang memang tidak pandang bulu, hingga hewan yang tidak berdosa ikut jadi korban. Pihak berwenang Mariupol, pada Jumat (4/8) mengungkapkan bahwa seekor bayi harimau yang diambil pasukan Rusia dari kebun binatang di kota yang terletak di wilayah selatan Ukraina itu telah mati di sebuah sirkus di Moskow.
Dilaporkan oleh Newsweek, dalam sebuah unggahan Telegram, Dewan Kota Mariupol mengatakan bahwa hewan itu berumur tiga bulan ketika diambil dari kebun binatang pada Mei tahun ini.
Tahun lalu, kota tersebut menjadi lokasi pengepungan selama tiga bulan. Pada Mei 2022, semua pasukan Ukraina yang tetap tinggal di kota itu menyerah di pabrik besi dan baja Azovstal dan sejak itu, Rusia menguasai Mariupol. Google Earth merilis gambar Mariupol sebelum dan sesudah pengepungan dan menunjukkan tingkat kehancuran kota itu.
Unggahan dewan kota Mariupol mengatakan bahwa pengasuhnya mengatakan hewan itu telah mati.
"Menurut dia, hewan tersebut memiliki masalah ginjal bawaan," lapor unggahan tersebut meskipun tidak menjelaskan mengapa alasan kesehatannya yang buruk tidak membuat bayi hewan itu dikembalikan ke kebun binatang.
Sebelumnya, Pravda Ukraina mencatat bagaimana Rusia telah mengambil rakun dari Kebun Binatang Kherson selama pendudukan mereka pada 2022 dengan. Oleg Zubkov, pemilik taman margasatwa di Krimea, dituduh mencuri hewan itu, bersama seekor llama.
Seperti dilansir Newsweek pada November, Zubkov mengatakan dia bertindak atas perintah resmi untuk menyelamatkan hewan dari perang dan bahwa mereka akan dikembalikan ketika sudah aman untuk melakukannya. Pada Desember, rakun itu ditempatkan di sebuah kampus di Melitopol, kota lain yang diduduki Rusia di Ukraina.
Pasukan Rusia dituduh mencuri hewan lain dari kebun binatang di Kherson, termasuk serigala, keledai, dan tupai. Pemindahan hewan tersebut dilaporkan secara luas di media Rusia, yang menggambarkannya sebagai aspek positif dari penarikan diri pasukan Rusia, yang dianggap sebagai kemunduran besar bagi Presiden Vladimir Putin .
Sepanjang perang, ada banyak laporan tentang pasukan Rusia yang melakukan penjarahan di Ukraina, mengambil mesin cuci, elektronik, dan artefak budaya.
Segera setelah dimulainya perang, Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia bahkan telah membuka pasar di Belarusia untuk menjual barang-barang yang mereka curi dari Ukraina selama invasi.