JAKARTA - Sejak Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) diluncurkan pada Mei 2020, sudah terdapat 20 juta pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang masuk ke ekosistem digital.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam sambutannya secara daring pada pembukaan Gernas BBI Kepri, Gebyar Melayu Pesisir yang ditayangkan secara daring dari Batam, Rabu (30/3), berharap jumlah yang masuk terus meningkat yang diikuti pertumbuhan nilai transaksi.

"Yang pasti, produk Indonesia harus membanjiri e-commerce," katanya.

Dia pun meminta agar masing-masing campaign manager bisa menyampaikan laporan gelaran BBI yang dilakukan di berbagai daerah. Tim Gernas BBI yang diketuai Luhut rencananya akan menyampaikan laporan capaian program tersebut pada akhir tahun nanti.

"Akhir tahun ini, kita akan sampaikan laporan capaian Gernas BBI kepada Bapak Presiden," katanya.

Lebih lanjut, Luhut menuturkan Kementerian Koperasi dan UKM saat ini tengah melakukan pendataan lengkap koperasi dan pelaku UMKM. Data koperasi dan UMKM itu disusun untuk memudahkan peta potensi suplai produk dalam negeri sekaligus menunjang data onboarding UKM/ IKM/artisan lokal.

Pemerintah menargetkan pada akhir 2023 mendatang, sebanyak 30 juta UKM/IKM/ artisan bisa onboarding.

"Karena itu dibutuhkan dukungan dari seluruh instansi untuk percepatan pendataan ini. Basis data pelaku UKM yang tersentralisasi diharapkan dapat menjadi bahan referensi serta analisis untuk pengembangan UKM yang lebih akurat," kata Luhut seperti dikutip dari Antara.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) awal pekan ini meminta para pelaku UMKM serta koperasi agar membanjiri marketplace dengan produk buatan dalam negeri.

"Kita tidak boleh hanya menjadi penonton di tengah masifnya aktivitas perdagangan digital. Kita harus membanjiri marketplace, UMKM dan koperasi harus membanjiri marketplace dengan produk-produk dalam negeri, produk-produk UMKM kita," kata Presiden dalam pembukaan rakornas bertajuk Transformasi Digital dan Pendataan Lengkap Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah tahun 2022 secara daring di Istana Negara, Jakarta, Senin (28/3).

Marketplace sendiri adalah platform di mana para penjual dapat menjual barang atau jasa ke pelanggan tanpa bertemu secara fisik, sedangkan pembeli bisa melihat produk apa saja yang dijual. Marketplace menyediakan platform pertemuan penjual dan pembeli, lalu perusahaan itu mengambil komisi dari setiap penjualan.

Perlu Dikawal

Pengamat Ekonomi dari STIE YKP Yogyakarta, Aditya Hera Nurmoko, mengatakan peningkatan UMKM onboaring dan transaksi yang tengah terjadi, perlu dikawal negara. Sebab, dengan meningkatnya ekonomi digital oleh UMKM yang notabene jumlah totalnya adalah 99 persen dari total usaha di Indonesia, berarti negara sedang mendorong ekonomi nasional.

Aditya mengatakan UMKM Go Digital ini sebaiknya ditingkatkan lagi ke depannya dalam sruktur perekonomian, dengan tiga tahapan pertumbuhan.

"UMKM Go Profit, UMKM Go Digital, dan terakhir adalah UMKM Go Ekspor untuk meningkatan PDB ekonomi Indonesia. Tahap yang terakhir UMKM Go Ekspor juga harus menjadi target ke depan setelah UMKM Go Digital agar blue print tahapan ini bisa menjadi guidance ekonomi, terutama UMKM RI agar lebih mandiri dan maju," papar Aditya.

Baca Juga: