Pelatih Ronald ­Koeman semakin berada dalam tekanan karena dianggap telah ­menghilangkan ciri khas Barcelona dengan tiki takanya pada hasil imbang kontra Granada.

MADRID - Ronald Koeman membela taktik yang digunakannya setelah dituduh mengkhianati tradisi menyerang Barcelona menyusul hasil imbang 1-1 di kandang sendiri melawan Granada, Selasa (21/9) dini hari WIB.

Koeman memasukkan Gerard Pique dari bangku cadangan di Camp Nou untuk bermain di lini depan bersama Luuk de Jong. Sementara Ronald Araujo, bek tengah lainnya, juga ikut menyerang saat Barca mengirim 54 umpan silang untuk mencari gol penyeimbang.

Araujo akhirnya menanduk bola di injury time setelah Domingos Duarte memberi Granada keunggulan lebih dulu. Namun setelah peluit akhir berbunyi, para penggemar Barcelona menunjukkan bahwa satu poin tidak cukup.

"Kami sedikit mengubah gaya kami," ujar Koeman. "Ruangnya melebar, bukan bermain di tengah. Kamimelakukannya dengan Pique, De Jong, Araujo, dan dari salah satu umpan silang itu kami mendapat hasil imbang," sambungnya.

Posisi Koeman sudah rapuh setelah kekalahan 0-3 pekan lalu di kandang sendiri dari Bayern Munich di Liga Champions. Pada pertandingan itu tim asuhan Koeman gagal melakukan satu tembakan tepat sasaran.

Setelah kekecewaan usai laga melawan Granada, dia mengatakan bahwa para pendukung lebih marah tentang gaya bermain Barcelona daripada hasil pertandingan. "Kalau melihat daftar pemain, apa yang bisa kami lakukan? Main tiki-taka? Tiki-taka kalau tidak ada yang bisa bagaimana," ucap Koeman.

"Kami melakukan apa yang harus kami lakukan. Kami mencoba untuk menang dengan cara lain. Kami tidak memiliki pemain satu lawan satu atau dengan kecepatan tinggi. Kami sedang berbicara satu sama lain. Saya tidak akan mengatakan lebih banyak karena sepertinya saya tidak harus melakukan berdebat tentang segalanya," sambungnya.

"Saya pikir kami melakukannya dengan baik dan, dengan beberapa waktu lagi, kami bisa menang. Sistem dasarnya adalah 4-3-3 di babak pertama, kemudian saya harus melakukan perubahan berdasarkan apa yang saya miliki di bangku cadangan. Ini bukan Barcelona delapan tahun lalu. Begitulah adanya. Dengan Ansu (Fati) dan (Ousmane) Dembele itu berbeda karena kami memiliki kedalaman yang lebih," jelas Koeman.

Granada tampil mengesankan di Camp Nou dengan bermain bertahan. "Tidak ada ruang. Mereka bertahan dengan banyak pemain belakang. Setidaknya kami menyamakan kedudukan, tapi sayang sekali kami kehilangan dua poin. Kami berjuang dan melakukannya dengan baik di babak kedua. Tetapi sejak menit kedua mereka membuang-buang waktu," tandasnya.

Tetap Tenang

Koeman menegaskan pada hari Minggu bahwa dirinya tenang dan tidak takut akan masa depannya sebagai pelatih Barcelona. Namun, hubungan yang sudah tegang dengan presiden klub Joan Laporta akan didorong ke titik puncak jika hasil dan penampilan tim Barca tidak lekas membaik.

Laga baru berjalan 85 detik ketika Domingos Duarte membawa Granada unggul. Barca mencoba untuk mengontrolpermainan tetapi mereka tidak mampu menembus pertahanan Granada. Luuk de Jong masuk menggantikan Sergi Roberto di babak pertama tetapi Granada tetap unggul.

Saat Barcelona semakin putus asa, mereka juga menjadi lebih mudah diprediksi, karena semakin banyak umpan silang yang dilemparkan ke dalam kotak penalti dengan harapan seseorang dapat memanfaatkannya. De Jong seharusnya mencetak gol dengan 11 menit tersisa tetapi sundulannya gagal masuk ke gawang.

Barca terus berupaya, Araujo berhasil mencetak gol penyama menyambut umpan silang Pablo Gavira.Hasil imbang membuat Barca tertahan di posisi ketujuh klasemen dengan koleksi delapan poin. Sementara Granada di posisi ke-17 dengan tiga poin. ben/AFP/S-2

Baca Juga: