Dua bulan setelah serangannya ke Ukraina, Rusia unjuk kekuatan militernya dengan meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua berkemampuan nuklir baru yang menurut Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (20/4) akan membuat musuh-musuh Rusia berpikir ulang.

Rudal Sarmat telah diuji coba untuk pertama kalinya dari Plesetsk di barat laut Rusia dan mengenai sasaran di semenanjung Kamchatka yang hampir 6.000 km (3.700 mil) jauhnya. Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada hari Rabu bahwa Sarmat ditembakkan dari peluncur silo pada 15.12 waktu Moskow.

"Sarmat adalah rudal paling kuat dengan jangkauan penghancuran target terpanjang di dunia, yang secara signifikan akan meningkatkan kekuatan tempur pasukan nuklir strategis negara kita," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.

Walaupun pihak barat tidak terkejut dengan uji coba ini, namun rudal berhasil diuji coba di tengah ketegangan geopolitik yang ekstrem.

Putin bahkan mengatakan rudal antarbenua Sarmat merupakan senjata strategis teranyar Rusia yang tak memiliki tandingannya di tempat lain.

"Teknologi kompleks baru ini memiliki karakteristik taktis dan teknis tertinggi dan mampu mengatasi semua sarana pertahanan anti-rudal modern. Teknologi ini tidak tertandingi di dunia, tidak tertandingi dalam waktu yang lama ke depan," kata Putin seperti dikutip Reuters.

Putin memperingatkan pihak Barat bahwa setiap upaya untuk menghalanginya akan membawa mereka pada konsekuensi yang belum pernah ditemui dalam sejarah dan mengacu pada penggunaan kekuatan nuklir untuk menghadapi ancaman eksistensial.

"Senjata yang benar-benar unik ini akan memperkuat potensi tempur angkatan bersenjata kita, memastikan keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan menyediakan bahan pemikiran bagi mereka yang, dalam panasnya retorika agresif yang hiruk pikuk, mencoba mengancam negara kita," tambah Putin.

Dmitry Rogozin, kepala badan antariksa Roscosmos, mengungkapkan pasukan nuklir Rusia akan mulai menerima pengiriman rudal baru pada musim gugur tahun ini setelah pengujian selesai, seperti dikutip TASS.

Igor Korotchenko, pemimpin redaksi majalah Pertahanan Nasional Rusia mengatakan kepada kantor berita RIA bahwa uji coba rudal Sarmat juga menjadi peringatan ke Barat bahwa Moskow mampu melakukan pembalasan yang dapat menghancurkan dan akan mengakhiri sejarah negara manapun.

Jack Watling dari lembaga think-tank RUSI di London mengatakan ada unsur simbolisme yang terlibat mengingat pemilihan waktu Rusia yang memamerkan senjata barunya kurang dari tiga minggu sebelum parade Hari Kemenangan tahunan.

"Waktu pengujian mencerminkan keinginan Rusia untuk menunjukkan sesuatu sebagai pencapaian teknologi menjelang Hari Kemenangan, pada saat banyak teknologi mereka belum memberikan hasil yang mereka inginkan," kata Watling seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: