Intensitas curah hujan yang tinggi di Jakarta pada Sabtu malam hingga Minggu dini hari lalu mengakibatkan Rumah Sakti Cipto Mangunkusumo ikut kebanjiran dan sejumlah peralatan medis rusak.
Bagaimana pelayanan rumah sakit tertua di Ibu Kota ini pascabanjir kemarin, Koran Jakarta mewawancarai Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Lies Dina Liastuti, di ruang kerja, Senin (24/2). Berikut petikannya.
Departemen atau bagian mana yang terdampak banjir?
Lokasi yang terkena dampak yakni radio terapi dan radiologi.
Total berapa yang mengalami rusak?
Radiologi dan radioterapi, karena banyak yang terendam berada di lantai 1, mengingat lokasi tersebut berada di bagian rendah.
Bisa dijelaskan peralatan yang terdampak banjir?
Pada pusat radiologi yang terendam berisi sejumlah mesin terapi, seperti tomografi, CT scan, dan MRI atau magnetic resonance imaging. Radioterapi dengan mesin tomografi adalah terapi paling ujung untuk seorang pasien kanker, di samping ada obat, kemoterapi, dan operasi. Tomografi adalah teknik radiografi untuk memperlihatkan gambaran lapisan-lapisan tubuh tertentu dengan cara mengaburkan lapisan atas dan bawahnya. Jika seorang pasien terdeteksi ada benjolan maka harus dilakukan planning, seperti foto, pemetaan, dan lain-lain.
Apakah sudah dilakukan pemeriksaan alat-alat tersebut, bagaimana hasilnya?
Banjir itu ada yang menyebabkan kabel-kabel terendam, persoalan awalnya adalah saat banjir masuk alat-alat itu kami matikan mesinnya. Kita menunggu semua bisa kering, jadi kita melakukan proses pengeringan dengan blower dan hydrair untuk memastikan kabel-kabel itu kering sehingga kita lakukan uji fungsi.
Lalu, untuk mengujinya bagaimana?
Selain itu, uji fungsi dilakukan oleh dari tim internal kami, Menkes, dan juga Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK), dan para vendor untuk memastikan alatnya cukup baik. Persoalannya adalah kita menunggu keringnya tidak sama ada alat kering dan ada yang belum, sehingga belum bisa dinyalakan serta belum bisa diuji. Sedangkan yang sudah kering bisa dinyalakan dan sudah bisa melayani masyarakat.
Lalu, alat kemoterapis satu-satu di Indonesia, apakah sudah dilakukan pengecekan bisa disampaikan?
Alat radio terapis, seperti diketahui alat radioterapis salah satu fasilitas untuk menangani pasien kami. Jadi tidak hanya kemoterapi, jadi kami punya beberapa mesin lainnya. Ada empat mesin salah satunya alat kemoterapis memang memerlukan proses pengeringan cukup lama, dan kita memerlukan waktu beda dengan mesin yang lain, sehingga kita melakukan dengan mesin-mesin yang lain dan juga berusaha menjalankan bersama dengan rumah sakit lain untuk menangani pasien kami.
Berarti belum dipastikan kapan alat tersebut bisa digunakan?
Belum, karena mesin masih mati ditambah kabel basah, dan ada beberapa bagian alat yang masih basah. Sebelum alat itu kering kami belum bisa memastikan alat tersebut rusak atau tidak karena alatnya masih basah jadi tidak bisa kami nyalakan alat tersebut.
Karena banyak peralatan medis rusak, penanganan pasien bagaimana?
Ini bukan perawatan, tapi ini menyangkut radiostik. Kita mencoba untuk mengalihkan ke beberapa lokasi RSCM, di RSCM radiologi ada di pusat, di ruangan IGD, di Paviliun Kencana serta Paviliun Kiara. Kita alihkan ke rumah sakit lain bila pasien terlalu banyak.john abimanyu/AR-3