Jika pemohon seorang disabil pendengaran atau tuli, kata Suprapto, maka pemohon akan diperiksa oleh petugas medis terlebih dulu.

JAKARTA - Setiap warga penyandang disabilitas terbuka untuk mengajukan permintaan bantuan. Mereka cukup membawa pengantar dari RT/RW dan kelurahan. Mereka juga dapat mengajukannya melalui pendamping sosial (pendamsos). Informasi ini disampaikan Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, Suprapto, Rabu (13/12).

Dia menyebutkan ini saat menyerahkan bantuan alat fisik untuk difabel seperti alat bantu dengar, kursi roda, dan tongkat kaki tiga. Bantaun diberikan kepadawarga disabilitas yang tidak mampu.

"Yang pasti ini untuk warga Jakarta Barat dan untuk orang yang tidak mampu atau keadaan miskin," ungkap Suprapto, dikutip Antara. Dia mengungkapkan, yang pasti bantuan diberikan kepada disabil. Misalnya, warga yang menghadapi masalah pendengaran, baik satu telinga atau dua telinga???????.

Suprapto menuturkan, warga disabilitas dapat mengajukan permohonan secara langsung dengan membawa pengantar dari RT/RW, kelurahan atau melalui pendamsos. "Mereka bisa mengajukan permohonan bantuan secara langsung dengan membawa pengantar dari RT/RW atau kelurahan.Bisa juga mereka mengajukannya melalui pendamsos dengan tetap membawa pengantar dari kelurahan," kata Suprapto.

Jika pemohon seorang disabil pendengaran atau tuli, kata Suprapto, maka pemohon akan diperiksa oleh petugas medis terlebih dulu. "Apabila memang benar punya masalah pendengaran dan memang warga tidak mampu, bila sudah selesai periksa, langsung diberikan alat bantu pendengaran," tandas Suprapto.

Tahapan permohonan serupa juga berlaku untuk alat bantuan seperti kursi roda, tongkat kaki tiga, dan alat bantuan lainnya. Tahun ini tercatat 73 alat bantu pendengaran sudah didistribusikan. Selain itu, juga didistribusikan 49 alat yang belum diberikan kepada warga Jakarta Barat. Ini diberikan kepada mereka yang membutuhkan dan memenuhi syarat.

"Untuk kursi roda sudah ada 425 yang disebar dan ada permohonan yang tengah diproses sejumlah 155 kursi roda," jelasnya. Suprapto juga menyatakan sudah mendistribusikan 45 tongkat walker 45. Kemudian juga 45 tongkat kaki tiga. "Kursi roda anak didbagikan sebanyak 25 unit," tutur Suprapto.

Lebih jauh Suprapto menuturkan, permohonan alat bantuan disabilitas dari masyarakat meningkat setiap tahunnya. Alat bantu pendengaran (hearing aid)tahun lalu sebanyak 22 dan tahun ini sudah 51 buah. "Memang setiap tahun berubah. Mereka yang bisa ambil atau memang memenuhi persyaratan, terus meningkat," jelasnya.

Kesetaraan

Negara memang terus memperhatikan kondisi difabel. Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, misalnya, tengah menyusun peta jalan layanan kesehatan inklusif disabilitas untuk membuka ruang kesetaraan. "Untuk menangani setiap permasalahan disabilitas, Kemenkes telah menyusun strategi berupa peta jalan layanan kesehatan inklusif disabilitas dan program layanan anak berkebutuhan khusus," jelas Dante beberapa waktu lalu.

Dia mengatakn ini dalam gelar wicara tentang peringatan Hari Disabilitas Internasional di Jakarta. Hari Disabilitas Internasional diperingati setiap 3 Desember. Dante menjelaskanpeta jalan layanan kesehatan inklusif disabilitas untuk intervensi dalam mengoptimalkan pengembangan potensi anak-anak berkebutuhan khusus.

Selain itu, meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga medis dalam melayani pasien berkebutuhan khusus. Juga untuk membangun fasilitas kesehatan yang ramah disabilitas.

"Di Indonesia, ada tiga dari 100 anak dan 20 dari 100 usia dewasa adalah penyandang disabilitas. Masalah saat ini keterbatasan jumlah terapis yang belum merata," ucapnya.

Keterbatasan layanan terapis itu menyebabkan antrean pasien menumpuk dan pelayanan menjadi tidak optimal.

Baca Juga: