JAKARTA - Program Equibility: Equity for Disability Through Innovation diluncurkan di Jakarta untuk menjawab persoalan disabilitas mendapatkan kerja.

Program Equibility diinisiasi oleh Evolusi 3D, Bhinneka Prostetik dan Tutur Daya serta didukung oleh Organisasi Junior Chamber Internasional (JCI), Universitas Mercu Buana dan Asosiasi Penerap Printer Tri Dimensi Indonesia (PRINTRIDI).

Program ini memandang pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam menciptakan karya-karya inovatif kelas dunia yang dapat membantu orang dengan keterbatasan mobilitas agar dapat tetap produktif berkarya dan membuka akses pada ruang kerja.

Pembukaan dan talkshow perdana Program Equibility dihadiri Direktur Bina Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri (PTKDN) Kementerian Ketenagakerjaan Siti Kustiati, SE, MSi, Rektor UMB Prof. Dr Andi Andriansyah M.Eng, 2024 Local President Junior Chamber International (JCI) Jakarta Satria Ramadhan, Sekjen Asosiasi Penerap Printer Tri Dimensi Indonesia (PRINTRIDI) Dipl. Ing.Wisnu Arya Permadi ST. MBA, Komisi Nasional Disabilitas Dr. Rachmita Maun Harahap ST MSn, Forum CSR DKI Jakarta Fatkhul Manan SAP, MSos, dan pemangku kepentingan lainnya.

Menurut Satria Ramadhan, program Equibility sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan - Social Development Goals (SDGs) - tujuan ke-10 yakni mengurangi kesenjangan intra dan antarnegara.

"JCI Jakarta melalui program Equibility bertujuan untuk membuka jalan menuju Indonesia inklusif, dimana setiap orang, termasuk penyandang disabilitas, memiliki kesempatan yang adil untuk berkembang dan berkontribusi dengan bantuan inovasi yang tepat," ucap Satria dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Rektor UMB Prof. Dr. Andi Adriansyah yang membuka kegiatan ini mengatakan, program Equibility sangat sejalan dengan visi dan misi pendidikan bagaimana dunia pendidikan menerapkan ilmu yang berguna bagi masyarakat luas. Apalagi sesuai dengan salah satu tujuan SDGs yaitu mengurangi kesenjangan di dalam dan antarnegara, termasuk kesenjangan antara anggota masyarakat termasuk kaum disabilitas.

Sekjen Asosiasi Penerap Printer Tri Dimensi Indonesia (PRINTRIDI) Wisnu Arya Permadi memaparkan bahwa Equibility dapat berjalan dengan lancar bila pihak yang tepat saling terhubung dan menciptakan Synergy diantara mereka, sehingga dapat tercipta karya inofatif kelas dunia yang dapat menginspirasi berbagai lapisan Masyarakat dengan bantuan Teknologi 3D Printing.

"Pada prinsipnya Get Connect, Create Synergy and Be Inspired dengan Teknologi 3D Printer dapat menciptakan karya inovatif kelas dunia untuk orang berkebutuhan khusus. Hal ini sudah umum di luar negeri," ucap Wisnu.

Banyak orang yang masih mengira bahwa Produk 3D Print hanya sebatas prototipe. Faktanya saat ini di sekitar kita sudah mulai bermunculan Produk 3D Print mulai dari mainan, komponen mesin, Fashion hingga alat-alat kesehatan termasuk soket tangan dan kaki palsu untuk kaum disabilitas tuna daksa.

Sesi Equilibity Workshop

Setelah peresmian, kegiatan dilanjutkan dengan program Equibility Workshop: Terobosan 3D Scan & 3D Print pembuatan kaki prostesis yang terjangkau, presisi, dan professional.

Workshop ini dibawakan oleh para ahli di setiap bidang, dan hasil karya 3D print Prostesis akan diberikan secara gratis kepada tuna daksa usia produktif yang terpilih dan hadir.

Inovasi teknologi yang aksesibel adalah kunci untuk membuka potensi dan mendorong kesetaraan bagi kita dan teman difabel menuju Indonesia inklusi. Dalam realitasnya, kita masih menghadapi kompetisi dan keterbatasan akses terhadap inovasi membantu disabilitas. Terdapat juga pandangan tertutup dalam mempekerjakan disabilitas, ketidaktahuan masyarakat cara dapat hidup selaras Bersama disabilitas, serta pembedaan aktivitas disabilitas dan non-disabilitas.

Baca Juga: