Seluruh fasilitas kesehatan Kota Tangerang sudah menyiapkan tata laksana penanganan untuk mengantisipasi jika ditemukan kasus gagal ginjal akut misterius.

TANGERANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang melalui puskesmas melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke apotek, bidan, dan klinik untuk pengawasan peredaran obat sirup. Obat ini untuk sementara dihentikan peredarannya. Demikian dikatakan Kepala Puskesmas Periuk Jaya, dr Novan Hendrawan, di Tangerang, Kamis (20/10).

Dia mengatakan kegiatan sidak merupakan tindak lanjut instruksi Dinkeskepada 298 apotek dan 44 toko obat. Mereka diperintahkan tidak menjual obat sirup, terkait kasus gagal ginjal akut anak. "Seluruh apotek, klinik, dan bidan wilayah Periuk Jaya disidak, secara bertahap," ujar Novan.

Salah satu yang disidak, apotek Kimia Farma tidak lagi menjual obat cair. Selain itu, juga ada informasi tidak menjual obat cair sementara waktu. Ia menjelaskan dari hasil sidak ke klinik dan bidan telah dipastikan tidak lagi meresepkan obat cair kepada para pasien.

"Jika ditemukan obat cair yang masih dipajang, langsung diminta disimpan sesuai dengan instruksi Kemenkes. Tidak ada penarikan karena itu ranah BPOM. Puskesmas berupaya mengedukasi dan mengawasi saja," katanya.

Novan menambahkan, sidak akan dilakukan secara rutin untuk memastikan bahwa apotek, toko obat, klinik, dan bidan tidak menjual obat sirup atau obat cair untuk sementara waktu.

Menurutnya, pengawasan akan dilakukan secara persuasive, lebih mengedepankan pendekatan dan edukasi. Tapi sejauh ini, semua pihak sudah paham aturan. Ada satu dua, tapi setelah diedukasi bisa memahami aturan untuk sama-sama dipatuhi demi keamanan kesehatan bersama.

Bidan Adilah, pemilik praktik mandiri Bidan Kesih Goni menyatakan informasi mengenai penghentian sementara penjualan obat cair sudah diterima. Ia juga tak lagi meresepkan obat sirup atau cair kepada pasien. Adilah juga sudah memasang informasi tidak menjual obat sirup.

"Jika sangat dibutuhkan, akan kami sarankan obat tablet yang dihancurkan. Namun, kami lebih mengedepankan pengobatan tata laksana nonfarmakologis seperti mencukupi kebutuhan cairan, kompres air hangat menggunakan pakaian tipis," katanya.

Sebelumnya, DinkesKota Tangerang telah mengeluarkan instruksi kepada 298 apotek dan 44 toko obat untuk menghentikan sementara penjualan obat sirup terkait kasus gagal ginjal akut pada anak. Kepala DinkesKota Tangerang, dr Dini Anggraeni, menuturkan hingga kini belum ada laporan kasus gagal ginjal akut di Kota Tangerang. Namun, seluruh fasilitas kesehatan baik Puskesmas maupun rumah sakit di Kota Tangerang sudah menyiapkan tata laksana penanganan jika ditemukan kasus tersebut.

Lebak

Hal senada dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak yang juga menginstruksikan agar fasilitas kesehatan menyetop sementara pemberian obat sirup sambil menunggu hasil penelitian pemerintah terkait kasus gagal ginjal akut misterius. "Kami sudah memerintahkan semua pelayanan kesehatan untuk menghentikan sementara obat sirup," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak,dr Budi Mulyanto.

Penyetopan obat sirup sementara berdasarkan instruksi Kementerian Kesehatan karena ditemukan obat sirup dari luar negeri yang mengandung etilen glikol (EG) maupun dietilen gokil (DEG) untuk produk obat batuk/parasetamol. Saat ini, menurut Budi, semua jenis obat sirup disetop dulu penggunaannya.

Budi minta seluruh fasilitas kesehatan Lebak untuk sementara tidak memberikansirup tersebut kepada pasien. "Kami minta fasilitas kesehatandi 43 puskesmas, 50 klinik, 30 apotek dan empat rumah sakit menyetop obat sirup itu," katanya. Dia juga minta masyarakat tidak perlu panik adanya penyetopan obat sirup tersebut.

Budi mengusulkan agar warga lebih mengutamakan pola hidup sehat dan asupan gizi.

Baca Juga: