BATAM - Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 terakselerasi.

"Kita tetap optimistis namun waspada ya kondisi global saat ini memang tidak dapat dibayangkan dan masih dihantui oleh adanya peningkatan impresif perbankan, kemudian stagnasi perang di ukraina, terkait juga dengan geopolitik dan lainnya, maka perlu juga kehati-hatian," kata Ketua Umum Asbisindo Hery Gunardi di Batam, Kepulauan Riau, akhir pekan lalu.

Dia menjelaskan berdasarkan data yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI), selama pandemi Covid-19 terdapat penambahan sebanyak 21 juta pengguna digital nasabah bank dan nonbank digital. Khusus untuk pengguna jasa perbankan syariah hingga saat ini telah mencapai 18 juta nasabah di seluruh Indonesia.

"Umumnya mereka ini berada di kota-kota yang sub-urban, bukan di kota-kota besar. Tentunya masih inovatif dari channel digital bisa pakai mobile banking dan lainnya," ujar dia.

Lebih lanjut, kata Hery, dengan melakukan konsolidasi bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat memperkuat bisnis perbankan di Indonesia, tidak hanya bank konvensional tetapi juga bank syariah. "Karena konsolidasi pada dasarnya akan memperkuat perbankan tidak hanya dari sisi ukuran tapi juga permodalan dan kemampuan manajemen," kata Hery.

Terkait kebijakan spin off atau pemisahan unit usaha syariah, Hery menyebutkan hal tersebut akan dibuat secara khusus oleh OJK. "Spin off ini akan dibuat ketentuan lebih khusus oleh OJK harapannya dalam waktu enam bulan akan keluar hasilnya nanti. Mudah-mudahan nanti banyak pendukung perbankan syariah itu," ujar Hery.

Baca Juga: