JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) resmi mengubah nama menjadi Bank Raya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Pengubahan itu dimaksudkan untuk membangun citra sebagai bank digital dengan fokus melayani nasabah di segmen pekerja informal atau gig economy.

Direktur Utama BRI Agro Kaspar Situmorang mengatakan pekerja di segmen gig economy atau pekerja informal dibidik karena tercatat jumlahnya meningkat hingga 27,07 persen pada 2020. "Misi kami adalah membantu menciptakan infrastruktur digital agar pekerja di segmen ekonomi gig mendapat akses finansial secara sistematis," katanya dalam konferensi pers daring yang dipantau di Jakarta, Senin (27/9).

Dia mengatakan kecepatan dan disiplin eksekusi akan menjadi kunci bagi perseroan untuk melakukan penetrasi kepada nasabah di segmen ini.

Kaspar meyakini Bank Raya sebagai bank digital akan mampu menggaet nasabah di segmen gig economy. Apalagi Perseroan juga didukung oleh Bank BRI sebagai perusahaan induk yang memiliki infrastruktur keuangan dengan jangkauan luas hingga ke pelosok daerah.

"Ini adalah hal yang sangat sulit diperoleh bank lain, sehingga dengan dipadukan implementasi teknologi, kami akan menjadi first mover untuk merangkul pelaku usaha di segmen ekonomi gig ini," katanya.

Dia menjelaskan BRI Agro atau Bank Raya akan melakukan transformasi digital berdasarkan tiga pilar, yaitu pengembangan produk digital baik dari sisi lending maupun saving secara end-to-end sebagai aspirasi digital attacker BRI Group dan pengembangan bisnis secara O2O (online to offline).

Di samping itu, lanjut Kaspar, perseroan akan melakukan penataan bisnis kembali melalui shifting portofolio, revamp branch, efisiensi proses bisnis, dan penguatan people and culture.

Kinerja Positif

Sepanjang semester I-2021, BRI Agro mencatatkan laba bersih sebesar 26 miliar rupiah atau meningkat 30 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy). "Hal tersebut didorong peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 34,21 persen year on year menjadi Rp434 miliar pada tahun ini seiring dengan peningkatan Net Interest Margin (NIM) menjadi 3,48 persen," kata Direktur Keuangan dan Operasional Arif Wicaksono.

Karena itu, dia menambahkan return on asset (ROA) BRI Agro meningkat menjadi 0,33 persen dan return on equity (ROE) naik menjadi 1,26 persen pada Juni 2021. Dari sisi permodalan, total modal inti Perseroan mencapai 4,22 triliun rupiah dengan level rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 24,90 persen pada akhir Juni 2021.

Baca Juga: