JAKARTA - Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) berencana akan melakukan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue senilai 350 miliar rupiah pada akhir kuartal III-2017. Melalui penerbitan right issue akan meningkatkan modal inti dari 1,2 triliun rupiah menjadi 1,55 triliun rupiah dan mendukung pertumbuhan kredit yang ekspansif.

Komisaris Utama Bank Mantap, Abdul Rachman mengatakan dalam rencana rights issue ini, Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Tabungan dan Asuransi Pensiun (Persero) atau Taspen sebagai pemegang saham utama berkomitmen untuk menambah modal Perseroan. Tahun ini Perseroan menargetkan pertumbuhan kredit 94- 104 persen menjadi sekitar 9,5- 10 triliun rupiah dari 4,9 triliun rupiah per Desember 2016.

"Pertumbuhan kredit yang tinggi membutuhkan pemeliharaan CAR yang tinggi," ungkap dia di Jakarta, Rabu (12/7). Saat ini capital adequacy ratio (CAR) Perseroan berada di level 23 persen. Sementara itu, Direktur Utama Bank Mantap, Josephus K Triprakoso mengatakan ekspansi kredit Perseroan tergolong agresif karena melihat potensi pasar yang besar di segmen pensiunan.

"Jumlah pensiunan mencapai 2,5 juta orang sedangkan debitur kami baru 25.000 orang. Ruang pertumbuhannya sangat besar," terang dia. Hingga Juni 2017, penyaluran kredit Bank Mantap tumbuh 174,4 persen menjadi 7,54 triliun rupiah, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 2,74 triliun rupiah. Pertumbuhan tersebut membuat Bank Mantap memiliki aset sebesar 9,79 triliun rupiah hingga Juni 2017 tumbuh 136,39 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dalam penyalurannya segmen kredit pensiunan mendominasi penyaluran kredit sebesar 5,22 triliun rupiah atau tumbuh 522,1 persen. Jumlah penyaluran kredit pada segmen pensiunan merupakan proporsi yang paling besar dari portofolio kredit Bank Mantap sekitar 69,2 persen. Sisanya adalah kredit di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar 2,32 triliun rupiah.

Aksi korporasi lainnya yang telah dilakukan pada tahun ini oleh Bank Mantap yakni menerbitkan obligasi sebesar 2 triliun rupiah sebagai salah satu sumber pendanaan eksternal guna mendukung ekspansi kredit. Obligasi tersebut terdiri atas dua seri yakni seri A bertenor 3 tahun senilai 1,5 triliun rupiah dengan bunga 8,5 persen dan seri B bertenor 5 tahun dengan nilai 500 miliar rupiah dengan bunga 8,75 persen.

yni/AR-2

Baca Juga: