JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk pada kuartal III-2021 (Q3) mencatatkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan dengan perolehan laba bersih sebesar 19,23 triliun rupiah atau tumbuh 37,1 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy). Pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang selaras dengan pertumbuhan ekonomi yang terus membaik.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, dalam pemaparan kinerja perseroan Q3 2021 mengatakan capaian kinerja yang baik selaras dengan pemulihan kondisi perekonomian secara nasional serta terus menurunnya kasus positif Covid-19 karena pengetatan pembatasan kegiatan masyarakat dan masifnya program vaksinasi.

Hingga kuartal III-2021, kredit perseroan secara konsolidasi tumbuh 16,93 persen menjadi 1.021,6 triliun rupiah yang diimbangi dengan meningkatnya dana murah atau CASA 7,15 persen ke level 74,57 persen.

Segmen wholesale masih menjadi motor penggerak pertumbuhan kredit dengan peningkatan 7,93 persen menjadi 533 triliun rupiah, terutama didorong kinerja commercial banking dan corporate banking.

"Sejalan dengan upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional, Bank Mandiri berkomitmen ikut mendorong kebangkitan ekonomi di sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)," kata Darmawan.

Kredit UMKM perseroan, jelasnya, mencatat peningkatan signifikan 20,3 persen menembus 100,1 triliun rupiah salah satunya didukung dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR Mandiri per September 2021 mencapai 28,46 triliun rupiah kepada lebih dari 291 ribu debitur terutama ke sektor produktif, seperti pertanian, perburuan, dan perikanan sebesar 8,69 triliun rupiah serta industri pengolahan dan pertambangan senilai 2,3 triliun rupiah.

Pertumbuhan pembiayaan itu, jelas Darmawan, diimbangi dengan perbaikan dari sisi kualitas kredit di mana rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross secara konsolidasi turun 37 basis poin (bps) ke level 2,96 persen. Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap terus melakukan peningkatan rasio pencadangan atau coverage ratio sebesar 2.486 bps secara tahunan menjadi 230,01 persen.

"Untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit, kami terus menjaga pembentukan pencadangan untuk memastikan relevansi kualitas kredit dengan kondisi eksisting," kata Darmawan.

Jaga Likuiditas

Lebih lanjut, dia menjelaskan keberhasilan perseroan menjaga likuiditas yang tecermin dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang meningkat 18,5 persen dari 1.024 triliun rupiah per September 2020 menjadi 1.214 triliun rupiah pada September 2021.

Pertumbuhan DPK itu terutama disumbang dari sisi dana murah atau current account and saving account (CASA) yang turut berkontribusi menjaga cost of fund (bank only) di angka 1,62 persen.

Pertumbuhan CASA dan penyaluran kredit yang positif sampai dengan tahun berjalan 30 September 2021 menghasilkan peningkatan aset perseroan secara konsolidasi yang mencapai 1.637,95 triliun rupiah atau meningkat 16,44 persen.

Pemulihan juga, tambahnya, terlihat pada restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 yang terus menunjukan tren yang melandai seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi. Total restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 (bank only) di Bank Mandiri sebesar 90,1 triliun rupiah turun dibandingkan akhir tahun 2020 lalu sebesar 93,3 triliun rupiah.

Baca Juga: