SYDNEY - Presiden Bank Dunia, Ajay Banga, mengatakan dalam pidatonya setelah mengunjungi 27 negara dari Peru hingga Tuvalu bahwa pemberi pinjaman global perlu bekerja lebih cepat dan menyederhanakan prosesnya di dunia yang mengalami polarisasi yang lebih besar.

Dikutip dari The Straits Times, berbicara di lembaga pemikir Lowy Institute di Sydney pada hari Selasa (10/9), Banga mengatakan kunjungannya pada hari Jumat ke Tuvalu di Pasifik Selatan menandai akhir dari perjalanan yang dimulai lebih dari setahun yang lalu ketika ia mulai menjabat dan berjanji untuk mendengarkan suara-suara di setiap wilayah tempat pemberi pinjaman yang berpusat di Washington itu beroperasi.

"Meskipun aspirasi orang-orang di seluruh dunia bersifat universal, kita hidup di dunia yang penuh dengan polarisasi dan ekstremisme," kata Banga.

Negara-negara yang dikunjunginya membutuhkan lebih banyak dan menuntut kita untuk menjadi lebih cepat, lebih sederhana, dan lebih berorientasi pada dampak, setelah bertemu dengan para pemimpin Kepulauan Pasifik di Fiji minggu lalu, yang mengatakan negara-negara kepulauan kecil terkadang kesulitan untuk memenuhi persyaratan Bank Dunia.

Di Fiji, Banga mengunjungi klinik kesehatan yang kekurangan staf dan menghadapi peningkatan angka penyakit tidak menular seperti diabetes, sebuah contoh pentingnya fokus baru bank pada penciptaan lapangan kerja.

Target baru bank tersebut termasuk menyediakan perawatan kesehatan yang terjangkau bagi 1,5 miliar orang pada tahun 2030.

Bank Dunia melihat tantangan global berupa perubahan iklim, ketidaksetaraan, dan kerapuhan saling terkait. "Kami memahami tantangan di Kepulauan Pasifik merupakan gambaran kecil dari kekuatan yang terjadi di seluruh dunia," katanya.

Paling Terdampak

Menurut Institut Lowy, Kepulauan Pasifik, wilayah yang paling terdampak oleh pemanasan lautan, juga merupakan wilayah yang paling bergantung pada bantuan.

Banga mengatakan reformasi Bank Dunia tahun lalu sudah mulai membawa perubahan, dengan mengutip laporan penilaian perusahaan yang memangkas target bank dari 150 menjadi 22 item dan memperpendek waktu persetujuan proyek rata-rata tiga bulan.

"Menemukan cara baru untuk memperkuat neraca Bank Dunia telah membutuhkan tambahan pinjaman sebesar 120 miliar dollar AS selama 10 tahun," katanya.

Baca Juga: