JENEWA - Bank Dunia pada Senin (26/7) mengumumkan bahwa mekanisme pembiayaan yang baru akan memungkinkan negara-negara berkembang untuk membeli vaksin Covid-19 secara kolektif melalui inisiatif Covax.

Covax didirikan untuk memastikan 92 negara berkembang dapat mengakses vaksin untuk memerangi pandemi dengan biaya ditanggung oleh negara donor. Mekanisme baru ini akan memungkinkan negara-negara tersebut untuk membeli dosis tambahan selain dosis bersubsidi yang sudah mereka terima melalui Covax.

Menggunakan uang dari Bank Dunia dan bank pembangunan lainnya, fasilitas tersebut dikatakan untuk pembelian lanjutan dari produsen vaksin, berdasarkan permintaan agregat di seluruh negara.

Mekanisme pembiayaan dibangun di atas pengaturan pembagian biaya Covax yang ada, yang bertujuan untuk menyediakan 430 juta dosis tambahan, atau dosis yang cukup untuk memvaksinasi 250 juta orang secara penuh, dalam pengiriman antara akhir 2021 dan pertengahan 2022, untuk 92 negara.

Dosis tersebut dapat dibeli melalui pengaturan pembiayaan baru. Negara-negara juga harus memiliki fleksibilitas dalam memilih untuk membeli vaksin tertentu yang sesuai dengan preferensi mereka.

"Mekanisme pembiayaan akan memungkinkan Covax untuk membuka dosis tambahan untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah" kata ketua eksekutif Gavi, Seth Berkley, dalam sebuah pernyataan.

"Ketika kami bergerak melampaui target awal dan bekerja untuk mendukung upaya negara-negara untuk melindungi sebagian besar populasi mereka, pembiayaan dari Bank Dunia akan membantu kami maju lebih jauh menuju tujuan kami untuk mengendalikan Covid-19," imbuh dia.

Ketimpangan Vaksin

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) saat ini menyalahkan ketidakseimbangan dalam distribusi global vaksin Covid-19 yang menghalangi upaya pemberantasan pandemi. Berdasarkan catatan AFP, hampir 3,9 miliar dosis vaksin Covid-19 telah disuntikkan di seluruh dunia di setidaknya 216 wilayah/negara.

Di negara-negara kaya seperti yang didefinisikan oleh Bank Dunia, sebanyak 95,4 dosis telah diberikan per 100 penduduk. Sementara di 29 negara miskin hanya sebanyak 1,5 dosis telah diberikan per 100 orang.

Untuk mengatasi ketimpangan itu Bank Dunia mengatakan pihaknya telah menyediakan dana 20 miliar dollar AS untuk negara-negara berkembang untuk membantu membeli dan mendistribusikan vaksin, demi mendukung upaya pemberantasan pandemi di 53 negara.

Menurut Bank Dunia, ada banyak negara telah mengindikasikan bahwa mereka ingin membeli vaksin tambahan melalui Covax karena opsi pembelian yang mereka miliki hanya melalui langsung dari produsen. SB/AFP/I-1

Baca Juga: