HONG KONG - Pemberi pinjaman Asia mungkin akan merasa kesulitan untuk mengisi kembali modal mereka dengan menerbitkan obligasi tambahan Tier-1 (AT1). Kondisi ini akan memperburuk permodalan bank-bank di sejumlah negara Asia, terutama bank-bank kecil.

Citigroup mengatakan hal itu dalam sebuah catatan penelitian pada hari Rabu (22/3), setelah langkah otoritas Swiss untuk menghapus Obligasi Credit Suisse sebagai bagian dari kesepakatan pengambilalihannya.

Lebih jauh dijelaskan, tantangannya akan sangat akut untuk sejumlah besar bank kecil di Asia yang lebih bergantung pada AT1 dibandingkan dengan rekan-rekan Barat karena persyaratan peraturan likuiditas yang lebih ketat.

Di bawah kesepakatan pengambilalihan, regulator Swiss menetapkan bahwa obligasi AT1 Credit Suisse dengan nilai notional 16 miliar franc (17,35 miliar dolar AS) akan dihapuskan, sebuah keputusan yang mengejutkan pasar kredit global dan membuat marah banyak pemegang obligasi.

Obligasi AT1, yang dapat dikonversi menjadi ekuitas, berperingkat lebih tinggi daripada saham dalam struktur modal bank. Jika bank mengalami masalah, pemegang obligasi biasanya datang sebelum pemegang saham dalam mendapatkan uang mereka.

Penurunan nilai menjadi nol di Credit Suisse akan menghasilkan kerugian terbesar di pasar AT1 senilai 275 miliar dolar AS hingga saat ini.

Citi mengatakan dalam catatannya, pihaknya memperkirakan kejatuhan Credit Suisse akan memicu penetapan harga ulang AT1 di seluruh struktur modal bank-bank Asia.

Bank-bank Asia "lebih bergantung pada AT1 mungkin menghadapi kesulitan yang semakin meningkat untuk mengisi kembali modal". Kondisi tersebut pada gilirannya dapat memperlambat laju ekspansi neraca mereka dan membantu menjinakkan prospek inflasi dan laju kenaikan suku bunga.

"Regulator dapat memperketat persyaratan modal dan likuiditas, yang dapat lebih berdampak pada bank kecil," kata Citi dalam catatan penelitian.

Namun, Citi mengatakan langkah Credit Suisse tidak mungkin merusak pasar AT1 yang lebih luas di Asia dalam jangka panjang. Alasannya, karena di seluruh wilayah syarat dan ketentuan instrumen tersebut menawarkan perlindungan investor yang lebih besar.

Saham Asia Melemah

Di bagian lain, ekuitas bank mendorong pasar saham Asia lebih rendah pada awal pekan ini, dengan aset-aset safe-haven seperti obligasi menguat karena kesepakatan akhir pekan untuk menyelamatkan Credit Suisse dan janji likuiditas dari bank-bank sentral tidak dapat membendung kekhawatiran bahwa krisis yang lebih besar sedang terjadi di sistem keuangan.

Di Hong Kong, saham HSBC anjlok 7,0 persen dalam sesi terburuknya selama enam bulan. Indeks Nikkei Jepang jatuh 1,4 persen, indeks Hang Seng ditutup tergelincir 2,6 persen, saham unggulan China CSI 300 melemah 0,5 persen, indeks Shanghai turun 0,5 persen, indeks KOSPI Korsel terpangkas 0,7 persen serta indeks S&P/ASX 200 Australia jatuh 1,4 persen.

Baca Juga: