JAKARTA - Korban tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, bertabah menjadi 21 orang, kata pejabat BPBD pada Minggu (10/3). Enam orang masih belum ditemukan.

Hujan deras pada hari Kamis memicu bencana di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumbar, lebih dari 75.000 orang terpaksa mengungsi.

Hingga Minggu, 21 orang ditemukan tewas dan enam orang hilang, kata Fajar Sukma, pejabat BPBD Sumbar, kepada AFP melalui telepon, Minggu (10/3).

Sebuah desa yang terletak di lereng bukit di Kecamatan Sutera terkena dampak parah, sekitar 200 keluarga di wilayah tersebut terisolasi setelah terjadi tanah longsor yang diikuti banjir bandang, kata Fajar.

Seorang pejabat setempat sebelumnya menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 18 orang dan lima orang hilang.

Tim penyelamat sedang mencari korban hilang pada hari Minggu ketika pihak berwenang memfokuskan operasi pencarian di tiga daerah yang terkena dampak bencana, kata Abdul Malik, pejabat tim SAR.

Pencarian hari ini melibatkan sekitar 150 orang dari organisasi bencana di Sumbar, kata Abdul dalam keterangannya.

Doni Gusrizal, pejabat senior BPBD Pesisir Selatan, mengatakan, air sudah mulai surut, namun akses ke daerah terdampak longsor masih sulit karena medannya yang berbukit.

Di Kabupaten Padang Pariaman, hujan lebat awal pekan ini menyebabkan sungai meluap dan memicu banjir dan tanah longsor, menewaskan sedikitnya tiga orang, menurut pernyataan dari badan bencana setempat.

Indonesia rentan terhadap tanah longsor pada musim hujan, masalah ini diperparah dengan penggundulan hutan di beberapa tempat, dan hujan lebat yang berkepanjangan menyebabkan banjir di beberapa wilayah di negara ini.

Tanah longsor dan banjir menyapu puluhan rumah dan menghancurkan sebuah hotel di dekat Danau Toba di Sumatera Utara pada Desember lalu, menewaskan sedikitnya dua orang.

Baca Juga: