Tim penyelamat di sembilan provinsi di Filipina pada Rabu (28/12) masih terus berupaya menemukan 26 orang yang hilang setelah hujan deras menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Badan bencana nasional Filipina pada Rabu (28/12) mengatakan, korban tewas akibat banjir dan tanah longsor telah meningkat menjadi 25 dari yang sebelumnya dilaporkan berjumlah 17 orang pada hari sebelumnya.

Sebagian besar kematian disebabkan karena tenggelam akibat banjir bandang yang terjadi setelah dua hari hujan lebat selama Natal, yang memengaruhi lebih dari 166.000 orang.

"Operasi pencarian dan penyelamatan berlanjut, dipimpin oleh penjaga pantai karena kebanyakan dari mereka adalah nelayan yang hilang," kata Diego Agustin Mariano dari badan bencana kepada radio DZMM, seperti dikutip Reuters.

Badan tersebut juga mencatat lebih dari 300 daerah dilanda banjir dan 20 diantaranya juga dilanda tanah longsor akibat hujan. Bencana alam itu telah memaksa lebih dari 80.000 orang berlindung di pusat-pusat evakuasi.

Media lokal pada hari Rabu juga menunjukkan gambar dari orang-orang yang berdesakan di gimnasium yang dialihfungsikan menjadi pusat evakuasi. Pada gambar lainnya, penduduk terlihat memindahkan puing-puing dan membersihkan rumah setelah hujan lebat berhari-hari.

Badan cuaca negara bagian mengatakan hujan ringan hingga sedang sesekali akan berlanjut di daerah tengah dan selatan hingga esok hari.

Tidak seperti bencana banjir dan tanah longsor sebelumnya yang disebabkan oleh badai tropis di Filipina, hujan lebat dan banjir kali ini terjadi karena pertemuan angin hangat dan dingin yang menyebabkan terbentuknya awan hujan yang sangat besar.

Baca Juga: