Jadi bangunan cerdas itu memanfaatkan teknologi didalam konstruksi bangunan sehingga bangunan itu bisa memiliki kemampuan untuk mengoperasikan sumber daya lebih efisien dan efektif."
JAKARTA - Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita Ibu Kota Nusantara Mohammed Ali Berawi mengatakan akan pentingnya bangunan cerdas sebagai upaya untuk efisiensi sumber daya di kawasan IKN.
"Jadi bangunan cerdas itu memanfaatkan teknologi didalam konstruksi bangunan sehingga bangunan itu bisa memiliki kemampuan untuk mengoperasikan sumber daya lebih efisien dan efektif," kata Ali usai rapat bersama Banggar DPR RI di Jakarta, Selasa, kemarin.
Ali menjelaskan, konsep bangunan cerdas merupakan langkah penting dalam menggabungkan konsep "hijau dan cerdas". Bangunan hijau lebih berfokus pada konsep ramah lingkungan, sementara bangunan cerdas menambahkan elemen teknologi yang memungkinkan pemantauan dan pengelolaan.
Ali mengatakan, bangunan cerdas menggunakan sensor dan kamera untuk efisiensi energi, pemantauan bangunan yang lebih efektif dan efisien, pengelolaan air yang lebih baik, peningkatan sistem keamanan, kenyamanan, dan kesehatan penghuninya.
"Dengan adanya bangunan cerdas, jadi tau airnya akan ditampung ke mana karena terdeteksi oleh teknologi," ujar Ali.
Otorita IKN telah merilis panduan gedung cerdas yang mencakup fitur-fitur minimum yang harus ada dalam berbagai jenis bangunan, baik untuk penggunaan pemerintah maupun swasta. Hal tersebut sesuai dengan visi pembangunan IKN yang ingin menciptakan kawasan pintar dan berkelanjutan.
Otorita IKN juga mengundang investor-investor untuk melakukan joint venture dan kerja sama operasi dengan perusahaan-perusahaan lokal maupun nasional untuk mewujudkan visi bangunan cerdas.
Menurut Ali, joint venture dan kerja sama operasi tersebut bertujuan agar pembangunan tidak hanya mencakup aspek fisik bangunan, tapi juga sistem dan teknologi pendukungnya. "Jadi, sekarang adalah bagaimana kita tidak hanya membangun fisik bangunannya saja, tapi juga soft sistemnya. Ini adalah langkah maju dalam mendukung visi pembangunan berkelanjutan di IKN," kata Ali.
Sebelumnya, Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono menyebutkan bahwa pengembangan Smart City Nusantara pada 2024 membutuhkan anggaran 446 miliar rupiah. "Intinya adalah kita ingin membuat satu sistem, satu kebijakan yang solid agar transformasi dari Kota Nusantara sebagai smart city di tahun 2024 dimulainya, kita harapkan di sana sudah ada pusat data yang baik," kata Bambang saat Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.
Dalam Raker tersebut, Bambang memaparkan usulan anggaran pembangunan senilai 446 miliar rupiah itu diperlukan untuk Sistem Digital Pemerintahan senilai 146 miliar rupiah, Sistem Digital Kehidupan 30 miliar rupiah, Sistem Transportasi dan Mobilitas Cerdas 169 miliar rupiah.
Selain itu, anggaran tersebut juga digunakan untuk Sistem Digital Sumber Daya Manusia dan Industri sebanyak 993 juta rupiah, Sistem Sumber Daya Alam dan Energi sebanyak 118 miliar rupiah, dan Sistem Lingkungan dan Infrastruktur yang Cerdas sebanyak 1 miliar rupiah.
Pembangunan Smart City Nusantara memiliki dampak secara nasional utamanya menurunkan emisi karbon, menyediakan lingkungan yang aman, terjangkau, terhubung,