JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menginvestasikan dana hingga 14 miliar rupiah untuk membangun rumah potong hewan unggas (RPHU) di Rorotan, Jakarta Utara. Tempat ini bakal menjadi tempat relokasi pedagang bebek yang ada di pasar Bebek, Marunda.

"Total investasinya 14 miliar rupiah. Rumah pemotongan itu, akan dibangun delapan gedung dengan fasilitas yang otomatis dan semi otomatis. Selain itu, satu gedung digunakan untuk ruang pertemuannya dan pelatihan pelatihan," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga S Uno usai meresmikan RPHU, di Rorotan, Jakarta Utara, Selasa (6/2).

Menurutnya, RPHU itu akan dikhususkan untuk bebek. RPHU ini bisa menampung hingga 50 ribu ekor bebek. Namun, saat ini baru bisa menampung 10 persennya, 5 ribu ekor saja. Dia berharap, keberadaan RPHU ini bisa memenuhi kebutuhan bebek di Ibukota yang terus meningkat.

"Nanti, kita harapkan naik utilisasinya sampai 50 persen dalam 2 tahun. Terus optimalnya di 70-75 persen. Karena permintaan bebek itu sangat tinggi. Tapi, kita terkendala pasokannya," katanya.

Menurutnya, wisata kuliner bebek di Ibukota sangat menjanjikan. Hal ini terbukti ketika anak kedua Sandi pulang ke Indonesia, selalu merindukan kuliner bebek. Dia berharap, fasilitas RPHU itu bisa meningkatkan kesejahteraan petani bebek di Ibu Kota.

"Itu kan konyol ya. Kita punya lahan disini, masa impor (bebek). Padahal beternak bebek, semua bisa. tempatnya nggak terlalu spesial-spesial amat, tinggal ditata lebih baik lagi," ucapnya.

Sandi mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan untuk bekerja sama dengan pemasok bebek di daerah. Salah satunya kerjasama dengan petani di sepanjang Pantura, mulai Karawang hingga Indramayu agar bisa memasok bebek ke Jakarta.

"Kita disini punya kapasitas 50 ribu. Jadi, kalau misalnya kita bisa, permintaan di pasar itu bisa 10-15 ribu per hari. Jadi, kalau kita ada pasokannya, ini akan meningkatkan utilisasi dan meningkatkan kesejahteraan pasukan kwek kwek ini," tegasnya.

Kepala Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta, Darjamuni mengatakan, pihaknya telah merelokasi 47 pedagang bebek yang ada di pasar bebek Marunda ke RPHU Rorotan. Untuk sementara, mereka tidak akan dipungut biaya retribusi saat menempati RPHU tersebut. Bahkan para pedagang bebek ini akan diberikan pendampingan dan pelatihan beternak bebek hingga sukses.

"Sementara belum (ditarik biaya sewa). Karena ini kita biarkan dulu mereka sampai tumbuh berkembang. Nanti kita ada perda, kita kenakan sewa. tapi nggak seberapa lah," katanya.

Diakuinya, pedagang bebek ini kebanyakan datang dari Karawang dengan menggunakan keramba. Mereka ditampung di pasar Bebek Marunda sejak tahun 1996. Namun, pasar bebek itu sudah tidak layak dan dekat dengan saluran gas yang berpotensi menimbulkan bahaya. Bahkan, beberapa warga sekitar mengeluhkan polusi limbah bebek yang menganggu pernafasan warga.

"Kami targetkan harus disepakati dengan Pak Yani (Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Yani Wahyu). Target 6 bulan baru kita terapkan perda. Kita lihat dulu perkembangannya, mudah-mudahan pelanggannya sudah lari kesini semua. Saya yakin pindah kesini kok pelanggan," tandasnya. pin/P-5

Baca Juga: