JAKARTA - Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putinbertemu pada Kamis (15/9) di kota Samarkand, Uzbekistan untuk membahas perang Ukraina, ketegangan atas Taiwan, dan kemitraan mendalam antara kedua negara adidaya. DW melaporkan.

Dalam perjalanan pertamanya ke luar Tiongkok sejak awal pandemi Covid-19, Xi Jinping tiba di Asia Tengah pada Rabu (14/9), hanya sebulan sebelum Partai Komunis menggelar kongres yang akan mengukuhkannya sebagai pemimpin Tiongkok paling kuat sejak Mao Zedong.

Xi Jinping dan Vladimir Putin bertemu Kamis sore, di sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai Cooperation Organization(SCO) yang dihadiri juga oleh para pemimpin India dan Asia Tengah. "Para presiden akan membahas agenda bilateral dan topik utama regional dan internasional," kata ajudan kebijakan luar negeri Putin, Yuri Ushakov, kepada wartawan di Moskow.

Didirikan pada 2001, Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO)mengacu pada kelompok delapan negara yang terdiri dari Tiongkok, Rusia, India, Pakistan, Kazakhstan, Uzbekistan, Kirgistan, dan Tajikistan. Mereka berjanji bekerja sama dalam hal-hal yang berhubungan dengan politik, ekonomi dan keamanan. Pembentukan SCP dipelopori oleh Tiongkok dan Rusia dalam upaya untuk mengimbangi pengaruh AS.

Pertemuan "Signifikansi Khusus"

Yuri Ushakov mengatakan, para pemimpin akan membahas tentang Ukraina dan Taiwan pada pertemuan yang menurutnya akan memiliki "signifikansi khusus" mengingat situasi geopolitik saat ini. Terakhir kali Xi dan Putin bertemu langsungdi Beijing, hanya beberapa minggu sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Ketika itumereka mendeklarasikan "kemitraan tanpa batas" dan menandatangani janji untuk berkolaborasi lebih banyak melawan Barat.

Kemitraan Xi-Putin yang semakin mendalam dianggap sebagai salah satu perkembangan paling signifikan dalam geopolitik setelah kebangkitan spektakuler Tiongkok selama 40 tahun terakhir. Sedangkan Rusia setelah runtuhnya Uni Soviet tahun 1991 sekarang menjadi mitra junior Tiongkok, yang diperkirakan akan menyusul Amerika Serikat sebagai kekuatan ekonomi terbesar dunia dalam sepuluh tahun ke depan.

Xi Jinping dan VladimirPutin mengatakan, hubungan mereka tidak pernah sebaik ini.Meskipun Rusia dan Tiongkok di masa lalumenjadi saingan dan sudah pernah berperang, kedua pemimpin sekarang berbagi pandangan tentang Barat yang mereka anggap dekaden dan sudah kehilangan pengaruh.

Galang Dukungan India dan Iran

Di Uzbekistan, Xi dan Putin menghadiri pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), sebuah blok keamanan yang terdiri dari Rusia, Tiongkok, India, Pakistan, dan empat negara Asia Tengah. Iran pada hari Kamis menandatangani sebuah memorandum untuk bergabung dengan SCO. Putin mengatakan, delegasi 80 perusahaan besar Rusia akan mengunjungi Iran minggu depan.

Perdana Menteri India Narendra Modi dan pemimpin Tiongkok Xi Jinping bertatap muka pada hari Jumat (16/9), untuk pertama kalinya sejak bentrokan perbatasan yang mematikan pada 2020 merusak hubungan kedua negara.

"Pada KTT SCO, saya berharap dapat bertukar pandangan tentang isu-isu regional dan internasional, perluasan SCO dan pendalaman lebih lanjut dari kerjasama multifaset dan saling menguntungkan," kata Narendra Modi dalam sebuah pernyataan.

Rusia telah mengkonfirmasi pertemuan bilateral antara Putin dan Modi, di mana mereka diharapkan untuk berbicara tentang perdagangan secara keseluruhan serta penjualan pupuk Rusia dan pasokan makanan.Putin juga akan bertemu dengan para pemimpin Iran, Kirgistan, Pakistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Pada Jumat, Putin juga akan bertemu dengan para pemimpin Azerbaijan dan Turki, kata Kremlin.

Baca Juga: