» Saat bencana, masyarakat tetap memiliki pangan yang sebelumnya disimpan di gudang.

» Untuk jangka pendek, pemerintah memastikan kebutuhan pangan, obat-obatan, layanan infrastruktur dasar.

JAKARTA - Pemerintah diminta membangun gudang logistik di semua wilayah yang rawan pangan untuk mengantisipasi bencana kelaparan seperti yang menimpa warga di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, baru-baru ini.

Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Eugenia Mardanugraha, mengatakan tidak hanya di Papua, pembangunan gudang logistik seharusnya ada di setiap daerah rawan bencana alam.

"Saat ini tidak ada gudang logistik khusus untuk bencana. Apalagi di Papua yang hampir semua wilayahnya masuk zona merah, semestinya ada," tegas Eugenia.

Menurut dia, memang banyak gudang-gudang Bulog, tetapi bukan gudang logistik untuk menghadapi bencana.

Dalam membangun gudang logistik, dia meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) harus memiliki perencanaan yang baik dan benar, karena biaya untuk membangun gudang logistik sesuai standar juga tidak murah. Apalagi, BNPB saat ini sedang menjadi sorotan masyarakat, sebaiknya untuk mengadakan sesuatu apalagi yang mengeluarkan biaya APBN besar harus dilakukan secara lebih berhati hati, terencana, transparan, dan akuntabel.

Bupati Puncak, Provinsi Papua Tengah, Willem Wandik, kepada Antara mengatakan masyarakat Agandugume yang saat ini terdampak bencana cuaca ekstrem mendukung pembangunan gudang logistik di wilayahnya.

"Warga Agandugume menyatakan mendukung pembangunan gudang logistik yang digagas BNPB sehingga saat cuaca ekstrem terjadi mereka tetap memiliki pasokan makanan," kata Willem, Rabu (9/8).

Bupati mengaku persiapan lahan yang menjadi lokasi pembangunan gudang logistik sedang disiapkan dan diharapkan pembangunan dapat segera dilaksanakan.

Ia menjelaskan cuaca ekstrem memang sering terjadi di wilayah Agandugume dan Lambewi karena letaknya lebih tinggi dibanding distrik lainnya di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Sebab itu, saat bencana terjadi masyarakat tetap memiliki pangan yang sebelumnya disimpan di gudang tersebut.

Masyarakat Agandugume, katanya, juga berharap agar wilayahnya didarati pesawat seperti halnya daerah lain. Hingga kini tidak ada perusahaan penerbangan yang melayani ke Agandugume dengan alasan keamanan, namun ke depan wilayah itu makin terbuka dan didarati pesawat.

Untuk mengangkut berbagai bantuan yang ada di Posko Timika, Kabupaten Mimika, Pemkab Puncak menyewa pesawat milik PT Revan.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan penanganan kekeringan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, harus dilakukan dalam jangka panjang. Sambil melakukan penanganan, pemerintah menyiapkan strategi untuk mencegah kekeringan kembali terjadi tahun berikutnya.

"Semua proses terus dilakukan baik penanganan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang," kata Muhadjir, usai Rapat Tingkat Menteri, di Jakarta, Rabu (9/8).

Dia menjelaskan kekeringan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, terjadi di tiga distrik, yaitu Agandugume, Lambewi, dan Oneri. Untuk jangka pendek, pemerintah memastikan kebutuhan pangan, obat-obatan, layanan dasar infrastruktur dasar di tiga distrik tersebut terpenuhi.

"Kita harap tidak masalah untuk 3 bulan ke depan sampai menunggu pulihnya kondisi pertanian di daerah distrik ini," jelasnya.

Pembangunan Infrastruktur

Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan untuk jangka menengah pemerintah akan menyiapkan lumbung pangan permanen di Agandugume. Akses jalan ke tiga distrik dan revitalisasi Bandara Sina akan dilakukan untuk memperlancar bantuan dan pembangunan infrastruktur.

Pada tahap itu juga akan dibangun infrastruktur jaringan internet dan air bersih. Pemerintah juga akan menggandeng perguruan tinggi untuk menyiapkan sentra produksi pangan yang menyesuaikan dengan cuaca anomali di lokasi-lokasi tersebut.

"Selalu terjadi pada bulan Mei sampai Juli itu ada hujan es diikuti embun salju, yang membuat umbi-umbian di sana busuk. Ada jenis tanaman yang sekarang ditanam umbi-umbian di Bukit Dieng, itu bisa diadaptasikan," katanya.

Muhadjir mengungkapkan, untuk jangka panjang pemerintah akan mendorong pemenuhan tenaga kesehatan. Pemerintah juga menyiapkan beasiswa melalui LPDP bagi putra-putri Papua untuk melanjutkan studi di bidang keperawatan dan kedokteran.

Baca Juga: