BANDUNG - Pemerintah pusat dan Provinsi Jawa Barat telah membangun Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dengan anggaran yang sangat besar. Sayangnya jumlah penumpang yang tirin naik melalui bandara Kertajati masih kurang.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Balitbang Kemenhub), Sugiharjo dalam diskusi dengan wartawan di Lembang, Jawa Barat, pekan lalu mengatakan bahwa pihaknya terus mengembangkan penelitian mengenai operasional BIJB di Kertajati, Majalengka. Sebab itu pihaknya melihat ada beberapa hal yang menjadi fokus agar BIJB ramai didatangi penumpang dan airlines atau maskapai penerbangan.
"Aksesibilitas darat dari dan ke Bandara Kertajati memang perlu dioptimalisasi sambil terus berkoordinasi dengan Pemda untuk pengembangan pariwisata di sekitar sana," kata Sugiharjo.
Menurutnya, akses darat dari dan ke BIJB yang saat ini paling utama dioptimalisasi adalah kereta api dan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu). Terkait kereta bandara menuju BIJB, menyatakan bahwa hal tersebut tengah disiapkan rencananya oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian. Sedangkan Tol Cisumdawu saat ini progresnya masih terus dikebut oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Selain itu yang saat ini tengah diteliti dan dikembangkan adalah keberadaan angkutan pemandu moda transportasi seperti Damri dan transportasi umum lainnya," kata Sugiharjo.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkeretapian Kementerian Perhubungan Zulfikri menyebut rencana reaktivasi dimulai tahun ini. Ada empat jalur yang akan dihidupkan kembali, yakni, rute Banjar-Cijulang-Pangandaran-Parigi, Garut-Cikajang, Cikudapateuh Bandung-Banjaran-Ciwidey, dan Rancaekek-Tanjungsari.
"BIJB diapit oleh wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan, bahkan dekat dengan Jawa Tengah bagian selatan seperti Cirebon dan Tegal. Untuk itu sangat memungkinkan adanya akses kereta api (KA) yang menuju Bandara dengan model reaktivasi rel maupun membuat rel khusus untuk KA Bandara. Dan nantinya bisa terhubung melalui jalur Bandung-Kroya yang sedang direaktivasi," katanya.
Hanya saja kata Zulfikri proses reaktivasi ini masih terhambat oleh persoalan anggaran, sehingga pihaknya masih mencari sumber dana dari berbagai pihak. Lewat reaktivasi jalur kereta tersebut, maka masyarakat semakin dimudahkan dalam berpindah tempat.
Kemudahan transportasi akan menguntungkan moda sarana transportasi angkutan orang maupun barang. Sehingga tentu akan mendorong perekonomian daerah setempat. mza/E-9