Rusia membalas deretan sanksi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Kini, Rusia melarang Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau serta selusin pejabat tinggi AS masuk ke negara tersebut, Selasa (15/3) waktu setempat.

Selain itu, adapun pejabat AS lain yang masuk dalam daftar cekal Rusia, seperti Menteri Pertahanan Lloyd Austin, Kepala CIA William Burns, dan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan. Rusia juga melarang masuk putra Biden, Hunter, serta Mantan Menteri Luar Negeri AS serta calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton.

"Menanggapi serangkaian sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya... sejak 15 Maret tahun ini, Rusia memberikan 'stop list' dengan dasar timbal balik," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia, dikutip dari CNN Internasional, Rabu (16/3).

Dalam pernyataan yang sama, Kemlu Rusia menyebut penjatuhan sanksi tersebut merupakan tanggapan terhadap langkah AS menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dalam beberapa pekan terakhir. Sejumlah sanksi yang diberikan AS dan sekutunya merupakan bagian dari taktik untuk menangkal aksi militer Rusia di Ukraina.

Rusia menyebut ini merupakan konsekuensi dari tindakan Russophobia, merujuk ke phobia Rusia, yang diambil AS saat ini. Washington, disebut Berlin, putus asa mempertahankan hegemoni, membuang tata krama dan melakukan pembatasan frontal ke Moskow.

Di sisi lain, Sekretaris Gedung Putih Jen Psaki menilai sanksi Rusia tersebut tak akan berdampak banyak terhadap AS.

"Tidak ada dari kami yang merencanakan perjalanan wisata ke Rusia, tidak ada dari kami yang memiliki rekening bank yang tidak dapat kami akses, jadi kami akan terus maju," ujarnya dikutip dari CNBC Internasional.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut Perang Dunia III bisa terjadi jika Rusia melakukan serangan terhadap satu negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Karena itu, ia menekankan, pasukan militernya akan menjaga setiap jengkal wilayah negara anggota NATO dari Rusia.

"Kami akan terus berdiri bersama sekutur kami di Eropa dan mengirim pesan yang jelas bahwa kami akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO, setiap inci bersama NATO yang bersatu," kata Biden dalam sambutannya di Kaukus Partai Demokrat DPR, dikutip Senin (14/3).

Biden juga menjelaskan terkait pemindahan pasukan militer AS ke Eropa Timur belakangan ini. Ini dikarenakan ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

"Itulah mengapa saya memindahkan lebih dari 12.000 pasukan AS di sepanjang perbatasan dengan Rusia, Latvia, Estonia, Lituania, Rumania, dan lainnya, karena jika mereka (Rusia) bergerak sekali saja, dan jika kami menanggapinya, ini adalah Perang Dunia III," ucapnya.

Baca Juga: