Mantan kepala inspektur otoritas nuklir Uni Soviet menyatakan sebanyak sembilan negara dapat terkontaminasi jika pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye yang dikendalikan Rusia di Ukraina selatan dihantam oleh beberapa sistem peluncuran roket.

Pasukan Rusia menguasai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporozhye, yang merupakan fasilitas terbesar di Eropa, sejak awal operasi militer di Ukraina.

Sejak itu, Rusia telah berulang kali menuduh Kyiv meluncurkan serangan artileri dan drone ke fasilitas tersebut. Sebaliknya, pejabat Ukraina mengklaim bahwa Rusia menembaki diri mereka sendiri untuk mendiskreditkan Kyiv.

Berbicara kepada Russia Today, Vladimir Kuznetsov memperingatkan bahwa jika pabrik terkena tembakan yang menyimpan bahan bakar nuklir bekas, kemungkinan lebih dari satu kontainer akan rusak. Skenario ini akan mengeluarkan radiasi "ke lingkungan - maka kontaminasi tidak hanya lokasi industri tetapi juga mencemari sungai Dnepr yang ada di dekatnya".

Kuznetsov juga menunjukkan bahwa serangan seperti itu kemungkinan besar akan disertai dengan api, dan "Tuhan tahu ke mana angin akan mengirim radiasi tersebut."

Ia juga menduga bahwa jika 20 hingga 30 kontainer dibobol dalam serangan semacam itu, maka "radiasi akan mempengaruhi sekitar sembilan negara: Turki, Bulgaria, Rumania, Slovakia, Republik Ceko, Polandia, negara-negara Baltik dan jelas Ukraina Barat."

Dalam beberapa pekan terakhir, militer Rusia menuduh Ukraina sengaja menargetkan fasilitas tersebut beberapa kali dan memperingatkan bahwa bencana nuklir besar, mirip dengan yang terjadi di Chernobyl pada tahun 1986, atau bahkan lebih buruk, dapat terjadi jika serangan seperti itu terus berlanjut.

Sebaliknya, Kyiv menyangkal tuduhan itu dan mengklaim bahwa pasukan Rusia yang menembaki pembangkit listrik untuk menjebak militer Ukraina.

Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut serangan itu sebagai aksi "bunuh diri" dan mengusulkan pengiriman delegasi Badan Energi Atom Internasional ke situs tersebut untuk memberikan "dukungan teknis" dan membantu menghindari eskalasi lebih lanjut.

Pada hari Selasa, anggota administrasi pemerintah daerah Vladimir Rogov mengatakan kepada media Rusia bahwa pasukan Ukraina telah menembakkan beberapa roket langsung ke sistem pendingin dan tempat penyimpanan limbah nuklir di dalam fasilitas tersebut.

Karena lokasi penyimpanan berada di tempat terbuka, setiap serangan akan menghasilkan pelepasan limbah nuklir mulai dari puluhan hingga ratusan kilogram dan menyebabkan kontaminasi di area tersebut, pejabat tersebut menjelaskan.

"Dalam bahasa sederhana, itu seperti bom kotor," kata Rogov.

Baca Juga: