JAKARTA - Setelah melalui rangkaian usaha dan diskusi panjang, Sidang Pleno UNESCO memutuskan untuk menerima usulan pemerintah Indonesia menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi sidang umum salah satu badan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu.

Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ke-10 pada Sidang Umum badan PBB untuk pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan tersebut, melengkapi sembilan bahasa PBB lainnya, yaitu bahasa Inggris, Prancis, Arab, Mandarin, Russia, Spanyol, Hindi, Italia, dan Portugis.

Dubes dan Wakil Tetap RI untuk UNESCO, Ismunandar, dalam suatu kesempatan mengatakan pengakuan itu menunjukkan peran penting bahasa Indonesia dalam mendorong perdamaian dan solidaritas dunia.

Hal itu juga menyiratkan keyakinan UNESCO terhadap pentingnya bahasa karena perdamaian dunia mustahil dibangun hanya dengan ekonomi dan politik semata. Salah satu peran penting bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Sidang Umum UNESCO adalah semua keputusan sidang UNESCO harus diterjemahkan ke dalam bahasa resmi, termasuk bahasa Indonesia.

Pengakuan juga ditunjukkan dengan penerjemahan dokumen UNESCO 2023 ke bahasa Indonesia sebanyak 250 buku dan 29 permainan matematika ke dalam bahasa Indonesia, yang dilanjutkan ke dalam 27 bahasa daerah untuk mendukung literasi dan pelestarian bahasa Indonesia di daerah terpencil.

Prestasi itu menunjukkan peran dan fungsi bahasa Indonesia yang sudah teruji dalam perjalanan sejarahnya sejak Sumpah Pemuda 1928, sebagai bahasa nasional yang telah memainkan perannya dalam berbagai kepentingan bangsa.

Keberhasilan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu ribuan etnis di Indonesia merupakan modal utama dan menjadi kunci perdamaian dunia melalui bahasa.

Kekuatan lainnya yang menjadi kebanggaan bangsa ini adalah penutur bahasa Indonesia adalah semua orang di seluruh wilayah Indonesia, yakni sekitar 270 juta jiwa.

Perlu Pengayaan

Menurut Ismunandar, dengan posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, maka perlu langkah nyata yang dapat dilakukan, yakni bagaimana meningkatkan minat warga dunia terhadap bahasa Indonesia, apalagi di tengah maraknya konflik antarnegara.

Belum lama ini, KBRI Canberra di Australia meluncurkan program "Kawan Ngobrol" untuk mempromosikan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Ada 16 sekolah dan dua perguruan tinggi di Canberra yang menawarkan kursus bahasa Indonesia.

Selain itu, perlu upaya pengayaan kosakata bahasa Indonesia secara terus-menerus serta membangun kesenangan dan kesadaran berbahasa bagi masyarakat luas. Upaya pengayaan itu bisa dilakukan lewat jalur ilmiah dan bahasa daerah.

Baca Juga: