JAKARTA - Fluktuasi harga komoditas khususnya pangan dalam beberapa waktu terakhir salah satunya dipicu oleh minimnya koordinasi antar-instansi terutama dalam menyinergikan data yang valid mengenai produksi, ketersediaan stok hingga volume konsumsi dalam negeri. Akibat miskoordinasi tersebut menyebabkan beberapa komoditas langka dan harganya melambung secara tidak terkontrol seperti harga kedelai di awal tahun, lalu menyusul harga daging sapi dan terakhir cabai.

Pakar eksplorasi sumber daya alam dari Universitas Brawijaya Malang, Adi Susilo, yang diminta pendapatnya mengatakan sebagai salah satu negara pengimpor pangan, perlu upaya khusus untuk membangun kemandirian pangan lewat pertanian yang merupakan salah satu sumber daya alam.

"Masalah klasik pembangunan pangan kita adalah masalah kesungguhan dan koordinasi, tanpa keduanya tidak akan jalan. Harus ada niat kuat melakukan pembenahan yang dibutuhkan, dengan menitikberatkan keberpihakan tiap kebijakan untuk masyarakat terutama petani," kata Adi.

Sedangkan koordinasi selalu terkendala ego lintas sektor. Guna mengatasinya, perlu ada lembaga yang punya kewenangan koordinasi sesuai amanat undang-undang. Selain menjadi amanat, pembentukan Badan Pangan sebaiknya jangan ditunda-tunda agar pola kerjanya bisa segera terangkai dan cepat bekerja.

"Tapi yang lebih penting lagi, Badan Pangan harus punya niat tulus untuk membuat untung petani, bukan importir," pungkas Adi.

Secara terpisah, Pengamat Pertanian, Gunawan, menegaskan buruknya tata niaga pangan selama ini karena pemerintah belum kunjung membentuk Badan Pangan sebagai implementasi dari amanah Undang-Undang Pangan.

Setiap tahun, jelasnya, terjadi masalah fluktuasi harga komoditas pertanian. Ada kekurangan pasokan yang memicu lonjakan harga. Itu karena hulu dan hilir tidak terintegrasi.

"Badan pangan ini penting untuk mengoordinasikan hulu dan hilir. Selama ini, hulu dan hilir terpecah-pecah. Makanya, setiap hari besar keagamaan selalu ada keluhan harga naik dari konsumen, begitu juga jelang akhir tahun," tegasnya.

Masalah Logistik

Lembaga tersebut, juga penting untuk mengatasi masalah logistik pangan yang selama ini kerap menjadi faktor penentu kenaikan harga. Hambatan logistik soalnya membuat suplai ke pasar tersendat.

"Makanya sampai sekarang masalah fluktuasi harga pangan itu tetap saja terjadi karena masalah logistik," katanya.

Badan Pangan tambahnya juga penting untuk mengoordinasikan pasokan antar-wilayah, sehingga daerah yang kekurangan pasokan atau defisit pangan bisa dibantu oleh daerah yang surplus.

n SB/ers/E-9

Baca Juga: