WINA - Dewan Gubernur Badan Pengawas Nuklir Internasional (IAEA) hari Kamis (15/9) meloloskan resolusi yang menuntut agar Rusia mengakhiri pendudukan PLTN Zaporizhzhia, demikian ujar diplomat-diplomat yang menghadiri pertemuan tertutup di Wina.

Resolusi yang diadopsi oleh dewan IAEA itu menyerukan kepada Rusia untuk "segera menghentikan semua tindakan terhadap, dan di pembangkit listrik tenaga nuklir PLTN Zaporizhzhia, dan fasilitas-fasilitas nuklir lainnya di Ukraina."

Dewan yang beranggotakan 35 negara itu meloloskan resolusi tersebut dengan 26 suara mendukung, 2 menentang dan 7 lainnya abstain, kata diplomat itu seraya menambahkan Rusia dan Tiongkok adalah negara yang menentang resolusi tersebut.

Resolusi itu menyatakan pendudukan militer di PLTN itu meningkatkan secara signifikan risiko kecelakaan nuklir yang membahayakan penduduk Ukraina, negara-negara tetangga dan komunitas internasional.

Militer Rusia dan perusahaan nuklir Rusia "Rosatom" harus menangguhkan semua kegiatan di PLTN itu, dan menyerahkan kembali kendali atas fasilitas itu pada pihak berwenang di Ukraina.

Misi Rusia untuk IAEA mengatakan "kelemahan resolusi ini" adalah mereka tidak mengatakan apa-apa tentang penembakan sistematis pabrik itu.

"Alasannya sederhana, karena penembakan itu dilakukan oleh Ukraina, yang didukung dan dilindungi negara-negara Barat dengan segala cara yang memungkinkan," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

PLTN Zaporizhzhia adalah yang terbesar di Eropa. Dalam beberapa minggu terakhir ini PLTN tersebut telah berulangkali diserang sehingga menimbulkan keprihatinan serius di IAEA. Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas serangan itu.

Delegasi IAEA mengunjungi PLTN itu awal September lalu, dan melaporkan bahwa penembakan-penembakan telah membuat fasilitas itu rusak.

PLTN Zaporizhzhia benar-benar ditutup akhir pekan lalu, dan saluran listrik telah dipulihkan untuk memastikan pendinginan batang bahan nuklir dan limbah, yang merupakan hal penting untuk mencegah kerusakan.

Baca Juga: