SITTWE - Topan Mocha meluluhlantakkan Cox's Bazar di Bangladesh dan Sittwe di Myanmar dengan kecepatan angin hingga 195 km/jam, badai terbesar yang melanda Teluk Benggala dalam satu decade.

Jumlah korban tewas di desa-desa yang dilanda topan di negara bagian Rakhine Myanmar setidaknya 41 orang pada Selasa (16/5), kata para pemimpin setempat kepada AFP.

Topan Mocha sebagian besar telah berlalu pada Minggu malam, menyelamatkan kamp-kamp pengungsi yang menampung hampir satu juta Rohingya di Bangladesh . Para pejabat mengatakan tidak ada korban jiwa.

Tetapi banyak warga Rohingya di Myanmar barat tewas ketika topan itu melanda di akhir pekan, menurut penduduk, kelompok bantuan, dan laporan media lokal pada Selasa (16/5).

Dua warga dan organisasi non-pemerintah lokal yang beroperasi di Negara Bagian Rakhine, Partners, mengatakan kepada Reuters bahwa topan telah menyebabkan kerusakan besar dengan banyak korban jiwa.

Dua puluh empat orang tewas di jalur desa Khaung Doke Kar barat laut Sittwe, kata seorang pemimpin kamp Rohingya kepada AFP, meminta namanya tak ditulis karena takut pembalasan dari junta.

Beberapa orang lainnya dikhawatirkan hilang dari jalur dataran rendah, rumah bagi desa-desa Rohingya dan kamp-kamp pengungsi, katanya.

Rekaman AFP di daerah itu menunjukkan perahu kayu nelayan hancur berkeping-keping dan menumpuk di dekat pantai.

Setidaknya lima orang tewas di Myanmar dan "beberapa warga" terluka, kata junta militer dalam pernyataan sebelumnya, tanpa memberikan rincian.

Lebih dari 860 rumah dan 14 rumah sakit atau klinik rusak di seluruh negeri, katanya.

Komunikasi dengan ibu kota negara bagian Rakhine, Sittwe, masih terputus-putus pada Senin. Sittwe menampung sekitar 150.000 orang dan menanggung beban badai, menurut pelacak topan.

Ratusan orang yang berlindung di tempat yang lebih tinggi kembali ke kota melalui jalan yang dipenuhi pepohonan, tiang dan kabel listrik, kata koresponden AFP.

Di Sittwe, tiang listrik tergantung rendah di atas jalan-jalan sepi dan pohon-pohon yang masih berdiri.

Sedikitnya lima orang tewas di kota itu dan sekitar 25 lainnya cedera, kata pekerja penyelamat lokal Ko Lin Lin kepada AFP.

Tidak jelas apakah salah satu dari mereka termasuk dalam jumlah korban tewas dalam pernyataan junta.

Topan Mocha mendarat di negara itu pada Minggu (14/5), membawa gelombang badai dan angin kencang yang meruntuhkan menara komunikasi di Sittwe, menurut gambar yang dipublikasikan di media sosial.

"Saya sedang berada di biara Buddha ketika badai datang," kata seorang warga kepada AFP.

"Ruang sembahyang dan ruang makan biksu telah runtuh. Kami harus pindah dari gedung ini dan gedung itu. Sekarang jalan diblokir karena pohon dan tiang tumbang."

Media yang berafiliasi dengan Junta melaporkan bahwa badai telah membuat ratusan stasiun pangkalan, yang menghubungkan ponsel ke jaringan, tidak berfungsi di Rakhine.

Baca Juga: