JAKARTA -Penyakit kritis seperti jantung, kanker, stroke, dan gagal ginjal menjadi masalah sendiri dari sisi pembiayaan. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan BPJS Kesehatan, penyakit jantung misalnya adalah penyakit yang memiliki klaim paling besar.

Sepanjang 2019-2021, BPJS Kesehatan telah membiayai pengobatan penyakit jantung hingga 30,32 triliun rupiah diikuti dengan kanker sebesar 11,21 triliun rupiah, stroke 7,75 triliun rupiah dan gagal ginjal 6,72 triliun rupiah.

Sementara dari hasil penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia menyebutkan dari total kasus kanker di Indonesia pada tahun 2020 yang mencapai angka 2.294.114 kasus, 75 persen pasien dengan kanker mengalami kesulitan keuangan sebagai akibat dari pengobatan dan perawatan kanker dalam satu tahun setelah terdiagnosis.

Biaya rata-rata yang dikeluarkan seorang pasien penyakit kanker yaitu sebesar 102-106 juta per orang. Sementara biaya rata-rata yang dikeluarkan pasien penyakit kardiovaskular atau jantung yaitu sebesar 203,7 - 404 juta rupiah.

"Biaya pengobatan jumbo tersebut mendorong Axa Mandiri meluncurkan produk penyakit kritis di tahun ini," kata Presiden Direktur Axa Mandiri Handojo G. Kusuma dalam konferensi pers peluncuran Asuransi Mandiri Secure Criticare, di Jakarta Senin (27/2).

Asuransi Mandiri Secure Criticare dirancang sebagai solusi asuransi terbaru ini memberi manfaat perlindungan kepada nasabahnya dari kanker, serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal mulai stadium awal hingga akhir.

Selain itu, Asuransi Mandiri Secure CritiCare yang merupakan solusi perlindungan dwiguna (endowment) ini, juga berlimpah manfaat seperti, manfaat penyakit terminal, manfaat meninggal dunia hingga 250 persen uang pertanggungan (UP), manfaat tunai dijamin hingga 38 persen dari premi tahunan, manfaat akhir masa asuransi hingga 106 persen total premi yang dibayarkan dan kenaikan UP meninggal dunia sebesar 3 persen setiap tahun, tanpa penambahan premi sesuai dengan ketentuan polis.

"Dengan hadirnya Asuransi Mandiri Secure CritiCare ini, nasabah kami dapat terlindungi dari risiko kesehatan dan keuangan di masa depan, terutama dari risiko penyakit kritis. Kami yakin hadirnya solusi ini bisa memberikan ketenangan pikiran atau peace of mind kepada nasabah kami dalam aktivitas keseharian mereka," imbuh Handojo.

Menurut Dr. Vito A. Damay, SpJP(K), MKes, AIFO-K, FIHA, FICA, FAsCC dari Siloam Hospitals Lippo Village menekankan, pencegahan penyakit kritis masih mungkin dilakukan. Caranya dengan pemilihan dan pengolahan makanan sehat, olahraga yang rutin dan medical check up.

"Pola hidup yang sehat dan teratur, dengan deteksi dini menurunkan risiko komplikasi penyakit kritis dan meningkatkan harapan kesembuhan apabila lebih awal terdiagnosis. Tentu lebih baik mengetahui adanya masalah di stadium awal daripada stadium akhir. Kepemilikan perlindungan asuransi dan BPJS kesehatan adalah antisipasi bila hal yang tidak diinginkan terjadi," tutur dokter spesialis jantung dan pembuluh darah ini.

Baca Juga: