Kasus perundungan atau bullying dalam lima tahun terakhir makin marak. Herannya, pelaku perundungan justru meng-upload tindakannya tersebut ke media sosial. Seperti yang terjadi belakangan.

Insiden perundungan yang dilakukan sejumlah siswa SMP terhadap temannya di Thamrin City, yang kemudian menjadi viral di medsos, atau aksi perundungan terhadap sesama mahasiswa yang dilakukan beberapa mahasiswa Gunadharma, membuat miris masyarakat.

Bullying atau penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang banyak terjadi di lingkungan sekolah. Perbuatan pemaksaan atau kekerasan ini berdampak negatif bukan hanya pada orang yang menjadi korban tapi juga pelakunya. Bahkan bisa memicu keinginan bunuh diri pada anak.

Dalam penelitian di Inggris terungkap anak-anak yang terus menerus di-bully berisiko enam kali lipat untuk berpikir bunuh diri dibandingkan dengan anak lain. Pikiran untuk bunuh diri itu kerap muncul saat mereka berusia 11 tahun.

Penelitian yang dimuat dalam Journal of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry ini dilakukan dengan menganalisa 6.000 anak berusia 4-10 tahun. Rata-rata anak yang menjadi korban dan pelaku bullying memiliki pikiran bunuh diri di usia 11-12 tahun.

Perbuatan bullying bisa berupa tindakan memukul, mendorong, mengejek, mengancam, menjuluki, meneror, menyebarkan desas-desus, mendiskriminasi, dan sebagainya. Selain melalui tatap muka, aksi bullying juga bisa melalui email atau media sosial yang berisi pesan- pesan yang menyinggung perasaan orang lain.

"Selain merasa malu, sedih, dan takut, korban juga bisa memiliki perasaan rendah diri dan tidak berharga. Dampak psikologis yang lebih berat adalah kecemasan dan keinginan bunuh diri karena mereka tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa, atau karena merasa malu," ungkap Ajeng Raviando, ahli psikologi.

Karena korban bullying kerap tidak meminta bantuan, orangtua harus lebih jeli memperhatikan sikap anak. "Perilaku menghindari sekolah, terutama karena alasan yang tidak spesifik seperti sakit kepala atau sakit perut. Waspadai pula perubahan perilaku yang dialaminya seperti penurunan prestasi akademik, sulit tidur, dan tampak gelisah," ujarnya. Bisa jadi kita menganggap ejekan atau hinaan terhadap teman sendiri hanya lelucon. Padahal kalau teman kita merasatersinggung, perbuatan itu termasuk bullying. Bahkan tindakan bullying ini bisa menimbulkan sakit hati mendalam yang memicu korbannya melakukan tindakan bunuh diri.

Ada beberapa korban bullying yang merasa tidak sanggup lagi menghadapi perbuatan para pem-bully, sehingga mereka pun nekad bunuh diri, diantaranya Megan Taylor Meier. Cewek asal Missouri, AS ini ditemukan tewas gantung diri beberapa minggu sebelum ulangtahunnya yang ke 14. Penyelidikan polisi menemukan bukti bahwa Megan stres setelah mengalami cyber bullying lewat medsos oleh seorang temannya.

The American Justice Department Bullying Suicide menyatakan bahwa setidaknya 1 dari 4 orang siswa sekolah di seluruh AS pernah di-bully temannya sendiri.

Hasil penelitian pun menunjukan bahwa bunuh diri adalah penyebab kematian terbesar ketiga di AS, yaitu 4.400 kasus per tahun. Dan penyebab terbesarnya adalah karena depresi akibat bullying. Bahkan penelitian di Inggris pun memperlihatkan kalau sebagian kasus bunuh diri pada remaja disebabkan bullying dan kebanyakan menimpa cewek remaja usia 10-15 tahun. pur/R-1

Rentan di Kalangan Remaja

Potensi bunuh diri lebih rentan di kalangan remaja yang menghadapi berbagai gangguan psikologis tapi tidak tahu solusinya. Pada masa transisi dari anak-anak jadi dewasa, banyak perubahan psikologis yang dirasakan oleh remaja.

Tekanan-tekanan yang menerpa di masa remaja bisa berujung bunuh diri bagi orang berkepribadian rapuh yang tak kuat menghadapi masalah. "Memang lebih rentan di usia remaja dan dewasa muda," kata Ajeng.

Bunuh diri biasanya dipicu oleh suatu hal yang membuat seseorang menjadi depresi. Menurut Ajeng, orang yang berniat bunuh diri bisa menunjukkan gejala-gejala yang bisa jadi tak dideteksi oleh orang sekitarnya. "Tidak ada yang lihat atau dianggap hanya cari perhatian," kata dia.

Salah satu cirinya adalah sifat dan sikap yang berubah drastis, misalnya orang yang ceria dan mudah bergaul tiba-tiba menarik diri dari lingkungannya.

Bunuh diri pun rentan dilakukan seseorang yang berkepribadian rapuh. Ketika mendapat tekanan kuat, yang muncul di pikirannya bukanlah mencari jalan keluar.

"Bisa jadi selama ini dalam kehidupannya dia tidak pernah mengalami tekanan kehidupan, sehingga saat menemukan msalah yang dianggap sangat berat akhirnya memutuskan untuk menyudahi," kata dia.

Selain itu, bunuh diri juga bisa dilakukan oleh orang yang merasa sendirian, tidak punya tempat berbagi masalah, juga merasa tidak ada yang memahaminya. pur/R-1

Bentuk Tim Penanggulangan

Pada kesempatan berbeda, Bupati Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Badingah, merasa perlu membentuk sebuah tim dalam mengatasi kencederungan tindak bunuh diri di kalangan warga di daerah setempat.

"Kami berharap Surat Keputusan Nomor 121/KPTS/TIM/2017 tentang Pembentukan Tim Penanggulangan dan Pencegahan Bunuh Diri dapat menekan angka kasus bunuh diri di Gunung Kidul," kata Asisten Bidang Pemerintahan Rakyat Setda Gunung Kidul Agus Prihastoro di Gunung Kidul, beberapa waktu lalu.

Penanganan kasus bunuh diri memang membutuhkan koordinasi semua pihak. Ia mengatakan kasus bunuh diri pada 2017 sudah mencapai 20 orang dan dua kasus percobaan bunuh diri.

"Butuh koordinasi semua pihak, baik jajaran pemerintah, kepolisian, Kementerian Agama, kesehatan, Forum Kerukunan Umat Beragama dan pihak terkait," katanya.

Kepala Dinas Kementerian Agama Kabupaten Gunung Kidul, Mukotib menambahkan upaya pencegahan bunuh diri dilakukan melalui dakwah keagamaan. "Kami mengoptimalkan para penyuluh di lapangan, diharapkan akan menyasar ke warga rentan yang tidak terjangkau," katanya. Menurut dia, bagi warga yang tidak bisa mendatangi pengajian atau kegiatan tentang pencegahan bunuh diri akan didatangi.

"Melalui penguatan iman dan takwa tentu harapannya angka bunuh diri dapat dikurangi," katanya. Sementara, Kanit Pembinaan Ketertiban Masyarakat Sat Binmas Polres Gunung Kidul Iptu Surahyo mengatakan, kepolisian akan melakukan langkah kunjungan langsung ke warga yang dinilai rentan. Seperti hidup sendiri, dan sudah tidak diperhatikan keluarga. "Melalui penyuluhan, petugas akan mendatangi langsung ke masyarakat," katanya. pur/R-1

Baca Juga: