Lagu daerah menjadi lagu yang dipentaskan oleh Komunitas Paduan Suara Aku Anak Rusun dalam setiap pementasan. Lagu tersebut lebih memiliki tantangan ketimbang lagu-lagu nasional.

Ya, lagu daerah memiliki daya tarik tersendiri. Ada tantangan yang tersirat dalam lagu daerah. Dalam lagu daerah, anak-anak dituntut untuk menghafalkan lagu daerah yang menggunakan bahasa setempat.

Erani Silalahi, pelatih paduan suara menyadari bahwa lagu daerah menjadi "lagu asing" bagi anak-anak. Apalagi, sebagai masyarakat yang tinggal di rumah susun di ibukota, mereka hampir tidak mengenal kosakata bahasa daerah. "Gurunya harus tahu ceritanya," ujar wanita yang biasa disapa Rani tersebut.

Cerita yang dimaksud tidak lain guru perlu memberikan pengantar cerita dari syair lagu. Seperti lagu Manuk Dadali, Rani akan menceritakanManuk Dadalisebagai burung yang gagah. Cara serupa dilakukan untuk mengenalkan lagu Ondel-Ondel. Dalam lagu Ondel-Ondel, ada kosa katangarakyang merupakan bagian dari Bahasa Betawi. Sebagai pelatih, ia harus memberikan pemahaman bahasa yang tidak dimengerti oleh anak-anak supaya mereka dapat menghayati makna lagu.

Adakalanya, Rani sengaja menambah gerakan agar anak-anak memahami lagu. Seperti untuk lagu Gundul-Gundul Pacul, ia mengajak anak-anak untuk seolah-olah membawa wakul dan tumpah sehingga isinya berserakan. Lagi-lagi, ia perlu menjelaskan makna wakul. Cerita dimulai dengan, anak gundul yang tidak mempunyai rambul mikul bakul lalu berserakan. "Apa yang ada di dalam bakul, terus anak-anak bilang sayuran, jadi mereka tahu ceritanya," ujar dia.

Ia mencermati bahwa anak-anak saat ini kurang mengenal lagu anak-anak maupun lagu nasional, seperti lagu-lagu H Mutahar maupun lagu Ibu Sud. "Mereka mungkin dengar (lagu anak-anak) dari odong-odong," ujar dia tentang permainan sepeda anak yang dijajakan penjaja keliling. Sehingga dalam latihan yang dilakukan setiap Sabtu, ia banyak mengenalkan lagu anak-anak maupun lagu-lagu nasional.

Selain mengenalkan lagu yang sesuai untuk anak, Komunitas Paduan Suara Aku Anak Rusun mengajarkan sikap saat menyanyi, salah satunya nyanyi tidak perlu dengan berteriak. Sikap tersebut membuat mereka dapat santun saat membawakan lagu. din/E-6

Kembalinya Dunia Anak

"Dijaga suaranya dengan baik supaya besok suaranya sangat bagus. Gulali nanti, habis nyanyi saja ya, kalau habis nyanyi makan gulali, boleh," ujar Erani Siallahi, pelatih paduan suara yang ditemui di PAUD SuryaKasih, Rusunawa Pulogebang, Selasa (5/9).

Anak-anak Rusunawa Pulogebang, Jakarta Timur, yang tergabung dalam Komunitas Paduan Suara Aku Anak Rusun baru saja usai berlatih. Raut ceria penuh senyum tergambar jelas di wajah polos kanak-kanak. Karena esok harinya, mereka akan pentas dihadapan Ibu Happy Farida Djarot dan media dalam konferensi pers drama musikalAda Gulali Di Hatiku.

Anak-anak selalu menunggu-nunggu penampilan di atas pentas. Pada saat itu, mereka akan menjadi bintang yang ditonton para undangan bahkan mempunyai kesempatan bersalaman dengan pejabat dan mendapat sorotan kamera televisi. "Maka, anak-anak suka protes. Kalau, ada teman-temannya yang jarang ikut latihan langsung ingin ikut dalam pentas," ujar wanita yang biasa disapa Rani ini.

Komunitas Paduan Suara Anak Rusun menjadi wadah untuk memberdayakan bakat anak-anak. "Walaupun, mereka tinggal di rusun tetapi memiliki bakat," ujar Jhon Cosmos Simantunjak, Kepala Sekolah PAUD SuryaKasih, Rusunawa Pulo Gebang, Jakarta Timur yang dihubungi pada, Jumat (8/9).

John mengatakan bahwa paduan suara merupakan cara agar anak-anak tidak kehilangan ruang bermain anak. Warga rusun yang merupakan warga gusuran dari berbagai wilayah marginal di Jakarta memiliki kehidupan yang lebih keras dibandingkan masyarakat umum. Sebagian, anak-anak pernah menjadi korban pedofilia. Komunitas Paduan Suara Aku Anak Rusun akan mengambalikan anak-anak pada dunianya.

Jhon sampai membuat lagu khusus untuk anak-anak yang tujuannya tidak lain mencari bibit penyanyi. Saat ini, dia sudah berhasil mengumpulkan 15 lagu yang siap dinyanyikan oleh anak-anak dan masuk dapur studio. Untuk tema, bapak tiga anaklebih memilih tema-tema moral dan ketaatan kepada orang tua. "Saya melihat anak-anak kampung bermain di comberan, itu hal yang wajar tetapi penampatannya kurang tepat," ujar dia tentang alasan memilih tema lagu.

Selain itu, paduan suara menjadi ajang untuk melatih kepercayaan diri, melatih disiplin, melatih saling mendengar maupun saling bekerja sama. Mereka dituntut sabar menunggu guru yang tengah mengajari teman lainnya yang belum memahami lagu. Nilai positif lainnya, paduan suara akan melatih dari sisi motorik, melatih pendengaran maupun semua panca indera.

Komunitas Paduan Suara Anak Rusun dibentuk sekitar satu tahun yang lalu sejalan dengan pembangunan rusun yang dilakukan oleh Pemerintah DKI. Komunitas tersebut telah menyelenggarakan pementasan beberapa kali diantara saat pembangunan RPTRA Kalijodo maupun saat perayaan 17 Agustusan.

Pada 21 September nanti, mereka akan melakukan pementasan drama musikal berjudul Ada Gulali di Hatiku.Drama musikal ini berkisah tentang persahabatn 10 anak dalam beragam suku yang tinggal di rumah susun. Drama musikal akan menggandeng beberapa paduan suara yang terdapat di sejumlah rumah susun di Jakarta.

Para pengajar berharap Komunitas Paduan Suara Anak Rusun tidak berhenti dengan pergantian pemimpin daerah di Pemerintahan DKI. "Harapannya terus lanjut, karena anak-anak senang daripada kelayapan lebih baik latihan menyanyi," ujar Marlina, guru PAUD SuryaKasih danpendamping latihan paduan suara di Rusunawa Pulogebang, Jakarta Timur. din/E-6

Antara Menyanyi dan Mencari Teman

Bagi anak - anak anggota Komunitas Paduan Suara Aku Anak Rusun menyanyi membawa seribu makna. Mereka bisa bernyanyi sambil bermain. Anak - anak langsung konsentrasi begitu lagu mulai terdengar dari perangkat telepon seluler.

Tampak paham dengan segala geraknya, mereka langsung menggelengkan kepala ke kanan dan kekiri sambil memperhatikan aba - aba dari pelatih. Sesekali, beberapa diantaranya melirik samping kanan dan kiri untuk menyamakan gerakan. Dengan penuh semangat, mereka menyanyi dan menari hingga lagu usai.

Saskia, 7 mengaku lebih senang menyanyi bersama teman - teman ketimbang sendirian di rumah. "Lebih senang nyanyi sama teman - teman, rame - rame. Kalau nyanyi sendiri nggak enak, " ujar dia yang mendapat anggukan dari rekannya, Mercy dan Karen saat ditemui usai latihan.

Selain nyanyi di komunitas, ia kerap mendendangkan lagu di rumah sambil ditonton oleh kedua orang tuanya. Lagu anak - anak menjadi pilihan karena lagu tersebut lebih sesuai dengan jiwanya yang masih kanak - kanak, seperti lagu Ondel - Ondel. Hal serupa dialami Mercy, ia lebih menyukai lagu anak - anak daripada lagu orang dewasa. "Lagu orang dewasa nggak suka, susah, " ujar dia.

Setiap hari Sabtu, mereka selalu latihan mulai pukul 10.00 sampai 12.00 WIB. Karen, 10 tergolong anggota yang tidak terlalu suka menyanyi. Tetapi, ia senang bergabung dengan komunitas karena ia memiliki wadah bermain bersama teman -teman. "Nggak terlalu suka (menyanyi ), hanya karena teman - teman ikut," ujar dia memberi alasan.

Usai latihan, mereka langsung disibukkan dengan kostum yang akan dikenakan pada esok hari. Maklum, latihan hari itu merupakan latihan terakhir sebelum pentas pada esok hari . Kostum kaus putih dan celana hitam sudah menari - nari di dalam benak. Mereka secara serentak mengaku telah menyiapkan most um. Sebuah kostum panggung yang bukan dipersiapkan sendiri melainkan kostum yang telah dipersiapkan oleh ibu - ibu mereka. din/E-6

Baca Juga: